Siaran Pers

Aku, Mangrove, dan Masa Depannya

Mangrove SMMA
Mangrove habitat SMMA merupakan suaka margasatwa terkecil di Indonesia, namun peranannya cukup penting sebagai salah satu daerah penting bagi satwa © Oka Rahardian

Kontak Media

Mangrove
Mangrove habitat SMMA merupakan suaka margasatwa terkecil di Indonesia, namun peranannya cukup penting sebagai salah satu daerah penting bagi satwa © Oka Rahardian

Penyadaran tentang pelestarian lingkungan harus dilakukan sejak dini, dari kelompok yang paling kecil, yaitu keluarga. Keluarga mempunyai peranan yang penting untuk membentuk pondasi cinta lingkungan. Hal ini mengemuka dalam acara virtual Dialog Konservasi, yang mengambil tema “Aku, Mangrove, dan Masa Depannya”, pada Jumat (30/7). Acara ini diselenggarakan oleh Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) sebagai rangkaian dari kegiatan Misi Lestari.

“Setiap tanggal 26 Juli, seluruh dunia memperingati Hari untuk Konservasi Ekosistem Mangrove. Ini merupakan sebuah momen penting untuk mengingatkan kita semua akan arti penting ekosistem mangrove bagi kehidupan. Kami mengucapkan terima kasih kepada YKAN yang selalu aktif mendukung upaya pelestarian mangrove di Indonesia melalui langkah yang nyata. Salah satunya dengan menggagas kemitraan Mangrove Ecosystem Restoration Alliance (MERA), yang sejak tahun 2018 telah bekerja sama dengan BKSDA Jakarta untuk melakukan penguatan fungsi Suaka Margasatwa (SM) Muara Angke sebagai sebagai pusat edukasi dan restorasi ekosistem mangrove di Jakarta,” jelas Kepala BKSDA Jakarta Abdul Kodir.

Abdul Kodir menambahkan bahwa SM Muara Angke merupakan salah satu ekosistem mangrove yang masih tersisa di Jakarta. Selain menjadi habitat bagi berbagai macam flora dan fauna,  kawasan ini juga berperan penting secara ekologis bagi Jakarta dan harus dijaga kelestariannya. Upaya tersebut bisa dimulai dari tingkat keluarga.

“Kita perlu berinvestasi untuk masa depan kita. Acara semacam ini menjadi wadah untuk berdiskusi tentang alam, terutama tentang pelestarian mangrove, kepada anak-anak,” papar Melissa Karim, Nature Ambassador YKAN yang menjadi moderator acara virtual ini.

Senada dengan Melissa, Alina Bramanto, influencer yang turut mendukung kampanye Misi Lestari ini mengatakan, “Karena ada Misi Lestari, jadi ada alasan untuk mengajak anak-anak keluar rumah, lepas dari gadget, dan bersama-sama mengumpulkan jarak tempuh dari berlari ataupun berjalan. Dan di sini kita mengutamakan kebersamaan, lari atau jalan harus kita lakukan bareng-bareng”.

Julian (8), putra Alina pun mengaku, total ia dan kakaknya telah mengumpulkan jarak tempuh sejauh 9 kilometer. “Julian kumpulkan 1 kilometer per hari, kakak 2 kilometer per hari,” ceritanya.

Sementara bagi Danisya (9), mengingat kondisi di sekitar rumah yang tidak memungkinkan, memilih untuk menyelesaikan salah satu misi yakni menanam tomat ceri di rumah. “Setidaknya, menanam menjadi alternatif cara untuk melakukan kegiatan luar ruang, jeda sejenak dari main gadget dan rutinitas, tapi tetap aman karena hanya berada di sekitar rumah,” terang Corporate Communications Manager Grand Indonesia Dinia Widodo, ibu dari Danisya.

Selain Julian dan Danisya, hadir pula Jazz dan Naya sebagai Nature Kids yang menjadi perwakilan generasi masa depan yang turut ambil bagian dalam Misi Lestari dan peduli pada kelestarian Bumi.

Misi untuk menyelamatkan Bumi

Dukungan terhadap pelestarian lingkungan juga datang dari kalangan seniman. Mereka membungkus pesannya melalui pendekatan yang estetik. Salah satunya lewat musik. Hal ini coba disuarakan oleh kelompok musik Wolftank yang digawangi oleh Ariyo Wahab, Tyo Nugros, Noey Jeje, dan Kin Aulia.”Kami sebagai seniman merasa terpanggil untuk ikut berbuat sesuatu, dalam hal pelestarian lingkungan, termasuk ekosistem mangrove. Semoga masyarakat bisa menangkap pesan yang kami sampaikan. Lingkungan hidup harus dijaga dan dilestarikan demi generasi di masa depan,” terang Ariyo Wahab, mewakili Wolftank yang juga salah satu Nature Ambassador YKAN.

Berbicara tentang kegiatan penyadartahuan, sejak bulan Mei lalu, YKAN telah memulai sebuah kampanye bertajuk Misi Lestari yang tahun ini bertemakan tentang mangrove.  Kegiatan ini merupakan upaya YKAN untuk mengajak masyarakat luas terlibat dalam upaya konservasi mangrove melalui kegiatan yang menyenangkan dengan unsur olahraga. Kolaborasi event ini bersifat hybrid, secara luring dan daring, serta bekolaborasi dengan beberapa platform pendukung acara. “Melalui kegiatan ini kami berharap masyarakat makin sadar tentang pentingnya ekosistem mangrove. Dengan demikian, ke depannya akan banyak lahir sosok-sosok penyelamat mangrove di Indonesia. Selain itu Misi Lestari juga diharapkan bisa menjadi alternatif kegiatan keluarga yang bermanfaat di masa pandemi ini. Tanggal 31 Juli 2021 adalah hari terakhir penyelesaian misi. Semua orang bisa beraksi menyelamatkan Bumi, untuk Indonesia yang lestari,” pungkas Project Director Misi Lestari Astrid Candrasari.

Tentang YKAN

Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) adalah organisasi nirlaba berbasis ilmiah yang hadir di Indonesia sejak 2014. Memiliki misi melindungi wilayah daratan dan perairan sebagai sistem penyangga kehidupan, kami memberikan solusi inovatif demi mewujudkan keselarasan alam dan manusia melalui tata kelola sumber daya alam yang efektif, mengedepankan pendekatan nonkonfrontatif, serta membangun jaringan kemitraan dengan seluruh pihak kepentingan untuk Indonesia yang lestari. Untuk informasi lebih lanjut kunjungi ykan.or.id.