Siaran Pers

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Dukung Pengelolaan Pesisir Terpadu

YKAN dan Mitra Luncurkan Program MERA untuk Pengembangan Pengelolaan Pesisir Terpadu dan Mempromosikan Solusi Iklim Alami di Provinsi Sumatera Selatan.

Kick Off Program Pengelolaan Pesisir Terpadu
Peluncuran Program Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan Pandji Tjahjanto memukul gong tanda diluncurkannya Program Pengembangan Pengelolaan Pesisir Terpadu dan Mempromosikan Solusi Iklim Alami di Provinsi Sumatera Selatan pada (4/11) didampingi oleh Direktur Eksekutif YKAN Herlina Hartanto dan Penasihat Senior YKAN Wahjudi Wardojo. © Nugroho Arif Prabowo

Kontak Media

  • Sally Kailola
    Head of Communications Division
    Yayasan Konservasi Alam Nusantara
    Email: skailola@ykan.or.id

Kick Off Program
YKAN & Mitra Peluncuran Program Pengembangan Pengelolaan Pesisir Terpadu dan Mempromosikan Solusi Iklim Alami di Provinsi Sumatera Selatan pada (4/11). © Nugroho Arif Prabowo

Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), didukung Temasek Foundation dan Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas, meluncurkan Program Pengembangan Pengelolaan Pesisir Terpadu dan Mempromosikan Solusi Iklim Alami melalui kerangka kemitraan Mangrove Ecosystem Restoration Alliance (MERA) di Provinsi Sumatera Selatan. Peluncuran program ini ditandai dengan lokakarya yang digelar di Palembang pada 4 November 2021.

Provinsi Sumatera Selatan adalah salah satu provinsi yang memiliki mangrove seluas158.900 hektare (KLHK, 2021) yang merupakan 27,98% dari total luas mangrove di Sumatera (567.900 ribu hektare) atau 4,72% dari total luas mangrove di Indonesia (3,364 juta hektare). Sehingga diperlukan langkah-langkah strategis untuk menjaga keberlanjutannya.

“Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mempunyai komitmen yang sangat besar terhadap upaya-upaya perlindungan ekosistem mangrove. Dalam menjalankan program-program strategis pengelolaan pesisir terpadu, kami membuka diri untuk bekerja sama dengan para pihak agar program-program yang telah ditetapkan dapat lebih cepat teralisasi. Untuk itu saya menyambut baik hadirnya Mangrove Ecosystem Restoration Alliance (MERA) di Provinsi Sumatera Selatan yang akan mempunyai wilayah dampingan di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Pada kesempatan ini, saya juga menyampaikan penghargaan kepada YKAN dan mitra pendukungnya yaitu Temasek Foundation dan APP Sinar Mas atas inisiasinya untuk membantu Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dalam pengembangan pengelolaan pesisir terpadu melalui Program MERA,” jelas Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru.

Program restorasi mangrove harus dibarengi dengan perencanaan yang baik. Hal ini ditekankan oleh Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan Pandji Tjahjanto. “Dengan adanya Program MERA diharapkan akan ada perencanaan yang komprehensif terhadap pengelolaan mangrove di Provinsi Sumatera Selatan. Kita bisa wujudkan perencanaan itu menjadi satu kegiatan restorasi mangrove yang mempunyai dua manfaat. Selain untuk melestarikan mangrove itu sendiri juga berkontribusi kepada meningkatnya perekonomian masyarakat,” terang Pandji.

Kepedulian terhadap pelestarian ekosistem mangrove juga menjadi perhatian pihak swasta yang tergabung dalam aliansi MERA di Provinsi Sumatera Selatan yaitu Temasek Foundation dan APP Sinar Mas. “Perlindungan dan restorasi mangrove merupakan salah satu solusi berbasis alam yang penting untuk mengatasi masalah perubahan iklim. Hal ini juga dapat berkontribusi kepada perbaikan ekosistem pesisir dan peningkatan mata pencaharian masyarakat. Bersama para mitra kami di sini, Temasek Foundation berharap program ini dapat menjadi model perlindungan dan restorasi mangrove yang berkelanjutan di Kabupaten OKI dan memberikan manfaat bagi masyarakat. Kami juga berharap model ini dapat direplikasi di wilayah Sumatera Selatan dan sekitarnya, melalui kemitraan pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat setempat,” kata Chief Executive Temasek Foundation Liveability Lim Hock Chuan.

Hal senada diungkapkan oleh Head of Landscape Conservation Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas,  Jasmine NP Doloksaribu. “APP Sinar Mas yang bergabung dalam MERA mendukung misi bersama untuk inisiatif konservasi dan restorasi ekosistem mangrove di Indonesia. Melalui program restorasi ekosistem pesisir ini  diharapkan menjadi  salah satu upaya untuk mitigasi perubahan iklim, mengurangi risiko bencana, serta dapat  memberikan manfaat kepada masyarakat,” terangnya.

Pada pelaksanaannya, Program MERA akan bekerja di Kabupaten OKI. Desa-desa pesisir di wilayah OKI banyak mengandalkan perikanan dan budidaya tambak sebagai mata pencaharian mereka. Namun, di wilayah pesisir ini pengembangan tambak yang berlebihan telah menyebabkan tingkat degradasi mangrove yang tinggi, sehingga mengurangi kemampuan ekosistem untuk mendukung produksi hasil tambaknya. “Ekosistem mangrove yang sehat akan mendukung produktivitas perikanan. Dengan hadirnya Program MERA di Provinsi Sumatera Selatan kami harap dapat membantu memperbaiki ekosistem mangrove yang telah rusak. Tentu kami juga akan mendukung pelaksanaan program di lapangan,” jelas Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Selatan Widada Sukrisna.

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan Pandji Tjahjanto memukul gong tanda diluncurkannya Program Pengembangan Pengelolaan Pesisir Terpadu dan Mempromosikan Solusi Iklim Alami di Provinsi Sumatera Selatan pada (4/11) didampingi oleh Direktur Eksekutif YKAN Herlina Hartanto dan Penasihat Senior YKAN Wahjudi Wardojo.
Peluncuran Program Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan Pandji Tjahjanto memukul gong tanda diluncurkannya Program Pengembangan Pengelolaan Pesisir Terpadu dan Mempromosikan Solusi Iklim Alami di Provinsi Sumatera Selatan pada (4/11) didampingi oleh Direktur Eksekutif YKAN Herlina Hartanto dan Penasihat Senior YKAN Wahjudi Wardojo. © Nugroho Arif Prabowo

Sinergi pengelolaan pesisir

Aspek sosial adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dalam pengelolaan pesisir. Kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian mangrove menjadi faktor sukses upaya restorasi mangrove. “Tugas kita adalah membangun satu skema pelestarian lingkungan. Pada prosesnya masyarakat harus dilibatkan, sehingga terbangun sebuah sinergi yang baik antara pemerintah dan masyarakat,” kata Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Musi Sulthani Aziz.

Salah satu upaya memberi ruang kepada masyarakat untuk mengelola hutan pesisir adalah melalui skema perhutanan sosial. ”Perbaikan mangrove yang rusak dapat disinergikan dengan upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Langkahnya melalui peningkatan peran ekosistem mangrove untuk meningkatkan ekonomi masyarakat melalui pengembangan hasil hutan bukan kayu dan jasa lingkungan serta pengembangan model pengelolaan mangrove produktif melalui sistem budi daya silvofishery untuk meningkatkan produksi udang, kepiting, ikan sekaligus melestarikan mangrove,” papar Danang Kuncara Sakti, Kepala Seksi Pengembangan Usaha Perhutanan Sosial Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Strategi pengelolaan kolaboratif berbasis ekosistem, termasuk restorasi dan manajemen terpadu menjadi hal penting yang harus diupayakan dalam konteks pengelolaan pesisir terpadu. “Upaya untuk melestarikan dan merestorasi mangrove merupakan tanggung jawab kita semua. Semangat ini yang diusung lewat MERA. MERA merupakan platform nasional multipihak, yang digagas YKAN, untuk mengurangi kerentanan masyarakat pesisir, menjaga sumber daya dan aset alam, serta berkontribusi dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Program MERA juga mengusung pendekatan solusi berbasis ekosistem yang akan menghasilkan 'triple-wins', yaitu mengurangi risiko bencana yang efektif dari segi biaya, mendukung konservasi keanekaragaman hayati, serta meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” pungkas Direktur Eksekutif Yayasan Konservasi Alam Nusantara Herlina Hartanto.

Tentang YKAN

Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) adalah organisasi nirlaba berbasis ilmiah yang hadir di Indonesia sejak 2014. Memiliki misi melindungi wilayah daratan dan perairan sebagai sistem penyangga kehidupan, kami memberikan solusi inovatif demi mewujudkan keselarasan alam dan manusia melalui tata kelola sumber daya alam yang efektif, mengedepankan pendekatan nonkonfrontatif, serta membangun jaringan kemitraan dengan seluruh pihak kepentingan untuk Indonesia yang lestari. Untuk informasi lebih lanjut kunjungi ykan.or.id.