-
Call center BKSDA Jakarta
Phone: 081289643727

Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jakarta, Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), dan para mitra yang terdiri dari APP Sinar Mas, PT Indofood Sukses Makmur, Tbk, PT Chevron Pacific Indonesia, dan PT Djarum menggelar acara “Mangrove Volunteers Day” 2019 di Kawasan Ekosistem Mangrove Muara Angke, Jakarta Utara, pada Kamis, 15 Agustus 2019. Dalam kegiatan ini dilakukan aksi penanaman mangrove di kawasan Arboretum, pembibitan di area Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk, dan pembersihan sampah di Suaka Margasatwa Muara Angke.
Sebanyak 270 bibit dari 5 jenis mangrove, yaitu Rhizophora mucronata, Rhizphora stylosa, Rizhophora Apiculata, Sonneratia alba, dan Bruguiera ditanam secara simbolis dalam kegiatan ini. Total, akan ada 1.000 batang yang mewakili seluruh jenis mangrove yang tumbuh secara alami di Teluk Jakarta.
Hal ini menjadi langkah penting mengingat kondisi mangrove di Teluk Jakarta terus tertekan. “Luas lahan mangrove terus berkurang, limbah industri dan rumah tangga yang mencemari hutan mangrove mempercepat kerusakan kawasan ini,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Andono Warih pada Kamis (15/8). Terlebih lagi, Jakarta adalah hilir dari 13 sistem daerah aliran sungai, yang selain membawa air, juga membawa sampah plastik yang mengancam hutan mangrove.
Padahal, hutan mangrove menjadi daerah perlindungan dan perkembangan bagi biota laut yang sangat beragam, seperti ikan, kepiting, udang dan moluska, serta fauna hutan seperti monyet, burung dan reptil. Ekosistem mangrove juga menyediakan beragam manfaat bagi kehidupan warga sekitarnya. Yakni sebagai sumber penghasilan dan sumber makanan bagi masyarakat daerah pesisir, untuk layanan perikanan komersial, maupun sebagai destinasi wisata, konservasi, pendidikan, dan penelitian.
“Hutan mangrove memberi kontribusi pada sektor perekonomian dengan menyumbang Rp 40 triliun per tahun dari sektor budidaya perikanan. Dari sisi ekologis, mangrove menjadi penyangga kehidupan,” ujar Direktur Bina Pengelolaan Ekosistem Esensial Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tandya Tjahjana dalam sambutannya di “Mangrove Volunteers Day”, Kamis (15/8). Ia pun berharap, acara ini dapat menjadi ajang menyebarluaskan pentingnya ekosistem mangrove kepada seluruh pihak.
Harapan serupa juga diungkapkan Warih. “Dalam konteks urban, mangrove penting untuk mengatasi kualitas udara di Jakarta dengan kemampuannya menyerap karbon sebanyak 24 metrik ton per tahun,” tambahnya.
Berbagai upaya rehabilitasi mangrove dilakukan untuk menambah kawasan hutan mangrove di Jakarta yang menjadi bagian dari lahan terbuka hijau. Terlebih, area ini pun menjadi benteng pelindung di kawasan pesisir. “Banjir rob, kenaikan permukaan air laut, telah mengancam ibukota. Perlu tindakan nyata untuk pelestarian mangrove,” tambah Tandya.
Dalam hal ini, Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem-Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jakarta, menjalin kerja sama dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), berkomitmen untuk merestorasi ekosistem mangrove dan mengimplementasikan program pengelolaan terpadu melalui program MERA (Mangrove Ecosystem Restoration Alliance). MERA, yang diluncurkan pada 2018, merupakan aliansi kemitraan yang mengedepankan strategi adaptasi berbasis ekosistem, termasuk konservasi dan restorasi mangrove, yang merupakan tindakan prioritas bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat di pesisir dan pelestarian keanekaragaman hayati.
Ketua Yayasan Konservasi Alam Nusantara Rizal Algamar mengatakan, “Pengelolaan hutan mangrove Muara Angke menjadi wilayah awal dari berjalannya program MERA. Kami melihat, tindakan kolektif amat diperlukan untuk menyelamatkan ekosistem mangrove terakhir di Jakarta ini. MERA pun menjadi jawaban untuk sebuah pengelolaan terpadu dan kolaboratif yang menyatukan seluruh pihak yang peduli akan kelestarian mangrove.”
Kepedulian terhadap pelestarian ekosistem mangrove ini juga menjadi perhatian bagi pihak swasta yang bergabung sebagai mitra MERA. Mewakili aliansi mitra MERA, Presiden Direktur PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI) Albert Simanjuntak menyampaikan, “Kami sangat senang dapat bermitra dengan KLHK, YKAN, dan organisasi lainnya dalam program MERA.”
Lebih lanjut Albert menambahkan, upaya perlindungan lingkungan hidup merupakan salah satu nilai perusahaan yang dilaksanakan di mana pun PT CPI beroperasi di seluruh dunia. “Sejak 2003, kami aktif berpartisipasi dalam restorasi dan pelestarian hutan mangrove di Penajam, Kalimantan Timur. Melalui MERA, kami tidak saja berkomitmen untuk merehabilitasi hutan bakau di Teluk Jakarta, tetapi juga meluncurkan program Pengembangan Pengelolaan Pesisir Terpadu di Pangkalan Sesai, Kota Dumai, dan Teluk Pambang, Kabupaten Bengkalis, Riau. Saat ini studi desain rencana restorasi kawasan pesisir kedua lokasi sedang berlangsung. Kami berharap, hasil studi selesai akhir tahun ini, sehingga implementasi program dapat dimulai tahun 2020.”
“Mangrove Volunteers Day”, yang merupakan rangkaian dari peringatan Hari Mangrove Sedunia, ini melibatkan sekitar 300 sukarelawan yang terdiri dari jajaran pemimpin dan perwakilan mitra MERA serta YKAN. Hadir pula dalam kegiatan ini, Nature Ambassador YKAN yakni Richard Kyle dan Wolftank yang terdiri dari Ariyo Wahab, Tyo Nugros, Noey Jeje, dan Kin Aulia. Dalam kesempatan ini mereka turut menyampaikan pesan pentingnya pelestarian mangrove dan mendorong seluruh lapisan masyarakat untuk ikut ambil bagian dalam gerakan ini.
Sebagai catatan, Indonesia adalah negara dengan lahan mangrove terbesar di dunia. Luasannya mencakup 75 persen dari total luas mangrove di kawasan Asia Tenggara dan 27 persen dari total mangrove di seluruh dunia.
Tentang YKAN
Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) adalah organisasi nirlaba berbasis ilmiah yang hadir di Indonesia sejak 2014. Memiliki misi melindungi wilayah daratan dan perairan sebagai sistem penyangga kehidupan, kami memberikan solusi inovatif demi mewujudkan keselarasan alam dan manusia melalui tata kelola sumber daya alam yang efektif, mengedepankan pendekatan nonkonfrontatif, serta membangun jaringan kemitraan dengan seluruh pihak kepentingan untuk Indonesia yang lestari. Untuk informasi lebih lanjut kunjungi ykan.or.id.