Kampung Merasa, Membudidayakan Kualitas Kakao secara Organik dan Konservasi Keindahan Alamnya
Kontak Media
-
Dinda Fryda
Marketing Pipiltin Cocoa
Pipiltin Cocoa
Phone: 0817-6094-374
Email: marketing@pipiltincocoa.com -
Agung Widiastuti
Director Yayasan Kalimajari
Yayasan Kalimajari
Phone: 0812-3641-278
Email: agung3widi@gmail.com -
Indira Nurul Qomariah
Assistant Director The Centre for Orangutan Protection (COP)
The Centre for Orangutan Protection (COP)
Phone: 0812-3426-7140
Email: indira@orangutan.id -
Retno Sari
Content and Publication Specialist
Yayasan Konservasi Alam Nusantara
Email: retno.dianingsari@ykan.or.id

Pipiltin Cocoa resmi meluncurkan koleksi terbaru dari edisi cokelat asli Indonesia, Kampung Merasa 74%. Kampung Merasa merupakan salah satu nama Kampung yang ada di Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Peluncuran cokelat ini merupakan salah satu upaya untuk mendukung produk asli Indonesia yang peduli kelestarian flora dan fauna Indonesia, kesejahteraan petani, dan ekowisata Kampung Merasa.
Nama Kampung Merasa pada produk single origin cokelat ini, merupakan bentuk apresiasi kami terhadap semangat luar biasa Petani Asli Kampung Merasa. "Seperti dan yang lain nama Merasa itu tetap diangkat karena kampung kami sendiri selama ini ya kampung wisata, ada nama urutan nasional ke berapa, nama Kabupaten Pemprov yang banyak dan di dukung juga teman - teman ICS (Internal Control System). Kami mendukung dan kami minta tetap atas nama Kampung Merasa saja." Ujar Pak Antonius, perwakilan Petani Asli Kampung Merasa.
Atas dukungan petani aseli Kampung Merasa, Pipiltin Cocoa adalah brand pertama yang langsung mendatangi petani dan menggunakan nama Kampung Merasa untuk produk cokelat yang luar biasa ini. Semangat Petani cokelat Kampung Merasa juga harus di apresiasi dengan masuknya “Biji Kakao Organik di Kampung Merasa lolos di seleksi di level tingkat 8 besar Indonesia untuk Cacao Excellent Award di Paris Salon du Chocolat” merupakan suatu kebanggaan untuk Petani Asli Kampung Merasa untuk terus berjuang membudidayakan kakao secara organik. Agung Widiastuti, Direktur Yayasan Kalimajari mengatakan, “Petani kakao di Kampung Merasa sampai dengan saat ini, tetap mempertahankan proses budidaya secara organik, meniadakan penggunaan pestisida dan menguatkan proses fermentasi sebagai upaya untuk memberikan nilai tambah terhadap biji kakao tersebut”. “Pemberdayaan peran petani perempuan dalam membangun kesetaraan peran, juga menjadi poin yang tidak kalah penting dalam implementasi program. Ini adalah salah satu komitmen dari Kalimajari untuk menguatkan peran serta petani dalam menjaga lingkungan dan memastikan kakao ini diproduksi dengan menerapkan prinsip2 dasar produk yang berkelanjutan.”
Kegiatan membudidayakan kakao ini juga menjadi mata pencaharian yang bertujuan agar masyarakat Kampung Merasa lebih fokus untuk membudidayakan kebun cokelat mereka tanpa harus bergantung dengan hutan, kegiatan tersebut sekaligus menjaga kelestarian hutan lestari dan keberlangsungan habitat orangutan. Suku Dayak Kenyah merupakan salah satu suku Dayak yang ada di Kampung Merasa. “Berangkat dari kesadaran bahwa peran serta masyarakat adalah kunci keberhasilan pembangunan, Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) selama sepuluh tahun terakhir mendukung penguatan kapasitas warga kampung dalam kerangka pembangunan hijau melalui pendekatan SIGAP (akSi Inspiratif warGA untuk Perubahan). Bersama-sama dengan Pemerintah Kabupaten Berau dan Yayasan Kalimajari, YKAN memfasilitasi pendampingan petani dalam rangka mendukung kesiapan dan kapasitas petani dalam mengelola perkebunan kakao secara berkelanjutan. “YKAN mendukung pengembangan produk-produk lestari, termasuk komoditas kakao, sebagai insentif bagi masyarakat tepi hutan melaksanakan konservasi hutan. Besar harapan, masyarakat dapat hidup bahagia di tengah hutan yang lestari, “ujar Direktur Eksekutif YKAN Herlina Hartanto dalam kesempatan yang sama.
Cokelat Kampung Merasa 74% ini di tanam di sepanjang tepian sungai Kelay dan dikelilingi oleh hutan langsung. Berkaitan dengan hutan konservasi yang tinggi, Kampung Merasa juga merupakan salah satu area yang di dalam wilayah nya terdapat Pulau Bawaan yang digunakan untuk Press Release prepelepasliaran Orangutan yang bernama Nigel dan Hercules. “Pulau Bawaan yang berlokasi di Kampung Merasa merupakan tempat kami melatih orangutan untuk bertahan hidup sebelum dilepasliarkan. Selama berada di pulau, orangutan akan belajar untuk mencari makan dan hidup tanpa bergantung dengan manusia. Sejak tahun 2015, sudah ada belasan orangutan yang pernah tinggal di Pulau Bawaan. Saat ini terdapat 2 individu yang ada di pulau, yaitu Nigel dan Hercules. Keduanya terpantau menunjukkan perkembangan perilaku yang baik dan siap dilepasliarkan pada bulan Februari 2022” ujar Ibu Indira Nurul Qomariah, perwakilan dari The Centre for Orangutan Protection (COP) Tidak hanya biji kakao, suku Dayak dan Orangutan tetapi Kampung Merasa, juga dikenal dengan daya Tarik Wisata Merasa antara lain: Susur Sungai, Jungle Trek, Gunung Karst, Kolam Alam Batu Bawan, Situs Perkuburan Kayu (Lungun) suku Dayak, Gua Mulut Besar dan Gua peninggalan Suku Dayak lainnya. Iben Yuzenho, Founder dari Sebumi mengatakan bahwa keunikan wisata di Merasa bukan semata-mata keindahan alamnya saja, namun karena masyarakat di Merasa mengembangkan sebuah konsep ekowisata berbasis konservasi. Artinya manfaat ekonomi dari hutan dan alam bagi masyarakat Merasa melalui kegiatan ekowisata berjalan selaras dengan usaha melindungi dan merawatnya secara berkelanjutan.
Karakteristik rasa yang khas dari cokelat Kampung Merasa ini adalah madu dan jeruk citrus yang asli di hasilkan dari biji cokelat yang sudah di fermentasi oleh Petani Asli Kampung Merasa. Tidak hanya rasa, design kemasan cokelat ini juga merupakan kolaborasi kami dengan dengan designer asal Berlin yaitu Cachete Jack. Dengan berkolaborasi dengan Cachete Jack, kami harap cokelat Kampung Merasa dikenal bukan hanya di dalam negeri tapi juga di luar negeri dengan adanya design kemasan Kampung Merasa di profile mereka. Terdapat gambar burung Enggang yang ada pada kemasan produk cokelat Kampung Merasa karena burung tersebut juga menjadi ciri khas yang digunakan pada topi adat suku Dayak, yang artinya melambangkan kepemimpinan dalam melindungi rakyatnya. Burung Enggang ini juga menebar benih di udara untuk regenerasi hutan, yang dengan keberadaannya menandakan bahwa hutan tersebut masih sangat baik keadaannya.
“Penting bagi Pipiltin Cocoa untuk bercita-cita menjadi pembeli terbaik dari penghasil kakao berkualitas” ujar Irvan Helmi, salah satu pendiri Pipiltin Cocoa. “Inilah inti dari perjalanan Pipiltin Cocoa: rasa khas di tiap daerah, kualitas tinggi, keberlanjutan dan inklusif” lanjut Tissa Aunilla, pendiri Pipiltin Cocoa. Inklusifitas menjadi sangat penting, karena dengan menghubungkan rantai antara hulu ke hilir, rantai pemasok terjaga dan semua pihak diuntungkan: petani jadi lebih percaya diri karena nama daerah tertulis dalam kemasan, dan konsumen akhir dapat mengetahui persis siapa petaninya.
Dark Chocolate Bar Kampung Merasa 74% East Kalimantan, Indonesia ini tersedia khusus di official online store Tokopedia, Shopee, WA Business Pipiltin Cocoa dengan harga IDR 56.000.
Dapatkan produk limited edition package, yaitu:
- Dark Chocolate Bar Kampung Merasa 74% East Kalimantan, Indonesia 80gr
Tentang Pipiltin Cocoa
Pipiltin Cocoa berdiri pada 2013, produsen cokelat bean to bar yang membeli biji mentah langsung dari koperasi petani dengan kualitas yang sangat tinggi. Keberagaman biji kakao kami mencakup Aceh, Jawa Timur, Bali, Flores, Berau Kalimantan Timur, dan Ransiki Papua Barat. Sekarang produk kami berada di lebih dari 100 toko ritel di Indonesia, dan ekspor ke beberapa negara seperti Jepang, Singapura, Malaysia, Switzerland, Russia dan terus berkembang.
Tentang Yayasan Kalimajari
Centre for Orangutan Protection (COP) merupakan LSM nirlaba yang didirikan pada tahun 2007. COP bekerja langsung menyelamatkan orangutan dan satwa liar lainnya yang terancam bahaya. COP mengelola dua pusat rehabilitasi di Kalimantan Timur dan Sumatera Utara. Pusat rehab ini dibangun untuk menciptakan kesempatan kedua bagi orangutan korban perdagangan, perburuan, dan pemeliharaan ilegal. COP mendokumentasikan dan melaporkan aktivitas yang mengancam habitat orangutan dan kawasan konservasi lainnya. COP juga membantu meningkatkan kesejahteraan orangutan yang ada di kebun binatang serta membantu pemulihan hutan yang terdegradasi akibat kebakaran.
Tentang Sebumi
Sebumi adalah sebuah usaha sosial dengan misi edukasi gaya hidup berkelanjutan melalui experiential learning, salah satunya kegiatan ekowisata di wilayah-wilayah konservasi dan taman nasional seperti: Sebumi Mendaki, Sebumi Merimba dan Sebumi Melaut. Selain travelling, Sebumi juga mengadakan Workshop yang terkait dengan 9 aspek gaya hidup antara lain: biodiversity, water, energy, food, transportation, shelter, waste, fashion dan mindfulness. Sebumi menyasar kaum urban dan millenial yang dinamis untuk membangun perubahan gaya hidup yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Tentang YKAN
Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) adalah organisasi nirlaba berbasis ilmiah yang hadir di Indonesia sejak 2014. Memiliki misi melindungi wilayah daratan dan perairan sebagai sistem penyangga kehidupan, kami memberikan solusi inovatif demi mewujudkan keselarasan alam dan manusia melalui tata kelola sumber daya alam yang efektif, mengedepankan pendekatan nonkonfrontatif, serta membangun jaringan kemitraan dengan seluruh pihak kepentingan untuk Indonesia yang lestari. Untuk informasi lebih lanjut kunjungi ykan.or.id.