Mendukung Industri Perikanan Berkelanjutan di Indonesia Melalui Sertifikasi dan Ekolabel
Kontak Media
-
Sally Kailola
Head of Communications Division
Yayasan Konservasi Alam Nusantara
Email: skailola@ykan.or.id

Dengan luas perairan mencapai 70 persen dari total wilayah, sektor perikanan menjadi salah satu potensi unggulan ekonomi Indonesia. Namun, berdasarkan data kajian dalam 5 tahun terakhir, banyak spesies perikanan laut dalam saat ini berada di bawah titik lestari atau mendekati punah secara fungsional. Faktor utamanya adalah pengambilan ikan yang melebihi batas lestari. Salah satu solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan mendorong adanya sertifikasi dan ekolabel sebagai instrumen untuk mendukung keberlanjutan industri perikanan.
Hal ini didiskusikan dalam webinar “Thought Leadership Forum: Mendorong Sertifikasi dan Ecolabelling untuk Industri Perikanan yang Berkelanjutan” yang diselenggarakan oleh Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) pada Kamis, 25 November 2021. Diskusi daring ini menghadirkan para pembicara yaitu Direktur Pengelolaan Sumberdaya Ikan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (DJPT KKP) Trian Yunanda, Ketua Komisi Nasional Pengkajian Stok Ikan (Komnas Kajiskan) Indra Jaya, Purchasing Manager Indonesia Anova Food USA Bas Zaunbrecher, Marketing Director PT. Inti Lautan Fajar Abadi Lenny Danuseputro, Direktur Program Perikanan Berkelanjutan YKAN Peter Mous, serta dipandu oleh jurnalis dan presenter Rahma Alia.
“Pemerintah Indonesia telah menyatakan komitmennya untuk mendukung kelestarian sektor perikanan dengan menyusun kebijakan penangkapan ikan terukur. Kebijakan penangkapan terukur di Indonesia dibangun dengan pertimbangan ekologi dan ekonomi. Ini merupakan sebuah implementasi dari konsep ekonomi biru. Prinsip utamanya adalah efisiensi sumber daya alam, keseimbangan nilai ekonomi dan sosial serta ramah lingkungan dan berkelanjutan,” jelas Direktur Pengelolaan Sumberdaya Ikan DJPT KKP Trian Yunanda.
Komitmen ini didukung khususnya dengan skema kemitraan Fish Improvement Project (FIP) atau program peningkatan perikanan yang mendorong keterlibatan sektor swasta dalam pengelolaan perikanan secara berkelanjutan. Skema program ini juga didukung oleh inovasi ilmiah yang telah dikembangkan oleh YKAN, yaitu Crew-Operated Data Recording System (CODRS) yang dapat menjawab tantangan kekurangan data tentang perikanan demersal (laut dalam) di Indonesia. Dengan CODRS, data-data perikanan dikumpulkan oleh para nelayan dengan mengambil foto ikan yang ditangkap dan selanjutnya diserahkan dan diverifikasi oleh petugas lapangan untuk identifikasi sebagai basis data. Melalui CODRS, data mengenai praktik penangkapan perikanan di Indonesia dapat dilacak untuk menghindari eksploitasi berlebih.
“Dalam 5 tahun terakhir pendekatan pengumpulan data CODRS telah mengangkat perikanan demersal Indonesia dari kondisi kekurangan data, menjadi salah satu model pendataan perikanan terbaik di dunia. Seiring dengan itu, saat ini seluruh pemangku kepentingan terkait di sektor perikanan telah mulai aktif dalam pengembangan Rencana Pengelolaan Perikanan Nasional dan strategi pemanfaatan perikanan untuk masing-masing Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP). Sektor swasta juga didorong untuk bergabung dengan FIP yang berkomitmen untuk membuat perikanan berkelanjutan, menggunakan informasi yang dapat ditindaklanjuti berdasarkan spesies dan bermuara pada sertifikasi Marine Stewardship Council (MSC),” jelas Direktur Program Perikanan Berkelanjutan YKAN Peter Mous.
Pentingnya integrasi teknologi digital dalam pendataan perikanan juga ditekankan oleh Ketua Komnas Kajiskan Indra Jaya. “Untuk mendapatkan data yang berkualitas, kita harus memanfaatkan perkembangan teknologi. Upaya ini penting dalam rangka mendukung penilaian yang cepat dan tepat, sehingga bisa dilakukan pengelolaan yang sifatnya adaptif,” terang Indra. Indra juga menambahkan tentang pentingnya ketertelusuran. Karena dari situ bisa ditentukan faktor pendukung untuk membantu proses sertifikasi dan ekolabel serta mendukung pengkajian stok ikan.

Pentingnya sertifikasi dalam industri perikanan
Pentingnya sertifikasi dalam industri perikanan diakui oleh para pelaku bisnis di sektor ini. “Sertifikasi seperti MSC merupakan standar global untuk memastikan ketertelusuran produk perikanan. Dengan adanya sertifikasi juga akan menaikkan pangsa pasar produk perikanan Indonesia karena ditangkap dengan alat tangkap yang ramah lingkungan,” terang Marketing Director PT. Inti Lautan Fajar Abadi Lenny Danuseputro.
Hal senada disampaikan oleh Purchasing Manager Indonesia Anova Food USA Bas Zaunbrecher. “Keamanan pangan adalah faktor yang sangat penting. Kami memberikan jaminan keamanan pangan bagi pelanggan kami dengan membeli produk dari pabrik yang sudah memiliki sertifikasi. Sebagai perusahaan importir produk olahan ikan, kami selalu berkomitmen dalam mendukung perikanan berkelanjutan,” kata Bas.
Pada akhirnya, sertifikasi dan ekolabel bertujuan untuk menjaga keberlanjutan sektor perikanan. “Sertifikasi dan ekolabel menciptakan insentif berbasis pasar untuk mendorong pengelolaan perikanan yang lebih baik dan membuka peluang untuk meningkatkan akses produk perikanan kita ke pasar negara-negara maju. Kerja sama kami dengan perusahaan perikanan yang didukung dengan data stok yang lebih akurat diharapkan dapat menjadi model bahwa masyarakat perikanan Indonesia bisa memperoleh manfaat ekonomi dari akses pasar yang lebih baik dengan mempertahankan kelestarian lingkungan dan stok perikanan,” pungkas Direktur Eksekutif YKAN Herlina Hartanto.
Tentang YKAN
Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) adalah organisasi nirlaba berbasis ilmiah yang hadir di Indonesia sejak 2014. Memiliki misi melindungi wilayah daratan dan perairan sebagai sistem penyangga kehidupan, kami memberikan solusi inovatif demi mewujudkan keselarasan alam dan manusia melalui tata kelola sumber daya alam yang efektif, mengedepankan pendekatan nonkonfrontatif, serta membangun jaringan kemitraan dengan seluruh pihak kepentingan untuk Indonesia yang lestari. Untuk informasi lebih lanjut kunjungi ykan.or.id.