-
Maria Adityasari
Communications Manager
Yayasan Konservasi Alam Nusantara
Email: maria.adityasari@ykan.or.id

Dengan luas perairan mencapai 70 persen dari total wilayah, sektor perikanan menjadi salah satu potensi unggulan ekonomi Indonesia. Bahkan, meski pandemi Covid-19 masih melanda Indonesia, Badan Pusat Statistik mencatat bahwa sektor perikanan menunjukkan pertumbuhan positif di kuartal kedua 2021. Tentunya Diperlukan upaya dan strategi untuk mengelolanya secara berkelanjutan, termasuk tata kelola perikanan kakap dan kerapu. Hal tersebut menjadi topik pembahasan dalam webinar “Optimasi Tata Kelola Perikanan Berkelanjutan Melalui Pengelolaan Terukur dan Kolaboratif” yang diselenggarakan oleh Tropical Landscapes Finance Facility pada Selasa (24/8).
Salah satu instrumen pendukung tata kelola berkelanjutan adalah penyiapan data yang baik dan terintegrasi. Nelayan adalah aktor penting yang harus dilibatkan dalam pendataan perikanan. Inisiatif ini dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan dukungan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) melalui program pendataan ikan yang dilakukan oleh nelayan yaitu Crew Operating Data Recording System (CODRS). Saat ini Program CODRS digunakan untuk memantau stok ikan kakap, kerapu, dan tuna secara waktu nyata (real time) dan mengumpulkan data status stok 50 spesies kakap dan kerapu di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan di Indonesia.
"Kami bekerja sama dengan kurang lebih 500 kapal nelayan untuk mendapatkan data perikanan. Nelayan yang membantu pendataan dilatih untuk memfoto seluruh hasil tangkapan ikan di atas papan ukur. Pengalaman kami, hal ini jauh lebih praktis dan mudah bagi nelayan ketimbang menuliskan dan mencatat hasil tangkapan ikan dengan menggunakan pena dan buku catatan. Hal ini juga mengurangi risiko kesalahan mengidentifikasi ikan yang kerap terjadi dalam pencatatan manual menggunakan pena dan buku. Melalui data yang diambil oleh nelayan, dapat diperoleh gambaran terkini mengenai kakap dan kerapu. Data ini digunakan untuk mendukung kebijakan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan,” jelas Direktur Program Perikanan Berkelanjutan YKAN Peter Mous.
Menuju tata kelola berkelanjutan
Kondisi perikanan tangkap di Indonesia yang majemuk tentu membutuhkan sinergi semua pemangku kepentingan untuk mewujudkan tata kelola yang berkelanjutan. “Berbicara perikanan tangkap di Indonesia, kondisinya adalah multispesies, multihabitat, multigear dan multistakeholder. Untuk itu diperlukan sinergi, kolaborasi, dan harmoni agar tercipta tata kelola yang berkelanjutan,” terang Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP Muhammad Zaini.
Zaini menambahkan, pentingnya menerapkan keseimbangan dalam pengelolaan yang merupakan wujud prinsip ekonomi biru. Hal ini meliputi efisiensi sumber daya alam, penerapan nilai ekonomi dan sosial yang seimbang dan tidak semata fokus pada profit, serta ramah lingkungan dan berkelanjutan. Contoh pengejawantahan prinsip-prinsip tersebut dalam model bisnis adalah melalui penangkapan ikan yang ramah lingkungan, pengembangan pelabuhan ikan yang berwawasan lingkungan, dan pengolahan limbah perikanan.
Senada dengan hal tersebut, Direktur Eksekutif YKAN Herlina Hartanto menyampaikan bahwa saat ini YKAN juga sedang mengerjakan Fisheries Improvement Project atau proyek peningkatan perikanan bekerja sama dengan enam perusahaan anggota Asosiasi Demersal Indonesia. Perusahan-perusahaan tersebut semuanya setuju untuk mendapatkan kakap dan kerapu dari sumber yang dikelola secara berkelanjutan.
“Pengelolaan perikanan secara berkelanjutan merupakan mandat Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Perikanan. Kami mendukung KKP untuk mendorong praktik pengelolaan perikanan yang terukur dan didukung data yang sahih. Dengan pengelolaan yang baik, akan terbuka kesempatan bagi perikanan kakap dan kerapu untuk memenuhi standar keberlanjutan dari Marine Stewardship Council. Informasi dan data perlu digunakan untuk merumuskan strategi, rencana dan yang lebih penting lagi aksi-aksi kunci untuk menjamin keberlanjutan perikanan kakap dan kerapu di Indonesia,” pungkas Herlina.
Tentang YKAN
Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) adalah organisasi nirlaba berbasis ilmiah yang hadir di Indonesia sejak 2014. Memiliki misi melindungi wilayah daratan dan perairan sebagai sistem penyangga kehidupan, kami memberikan solusi inovatif demi mewujudkan keselarasan alam dan manusia melalui tata kelola sumber daya alam yang efektif, mengedepankan pendekatan nonkonfrontatif, serta membangun jaringan kemitraan dengan seluruh pihak kepentingan untuk Indonesia yang lestari. Untuk informasi lebih lanjut kunjungi ykan.or.id.