Selama dua hari, Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu menimba ilmu di Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, Magelang. “Bawa pulang ide, bawa pulang semangat, dan bawa pulang ilmu yang bisa kita terapkan di kampung kita, “ ujar Bupati Mahakam Ulu terpilih Angela Idang Belawan di Yogyakarta, Selasa , 29 Juli 2025.
Baca juga: Kolaborasi Dalam Mendukung Pengelolaan Kawasan Konservasi di Perairan Teon Nila Serua, Maluku
Di desa ini, sebanyak 40 peserta yang mewakili Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Mahakam Ulu mengikuti Lokakarya Pembangunan Masyarakat dari Kampung menuju Pembangunan Berkelanjutan pada 29-30 Juli 2025. Tujuan lokakarya adalah penyusunan dokumen rencana kerja dan pembagian peran tiap pemangku kepentingan menuju pembangunan kampung yang berkelanjutan. Kegiatan ini berlangsung atas kerja sama Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN).

Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) yang terletak di bagian barat laut Provinsi Kalimantan Timur memiliki 5 kecamatan dengan 50 kampung dan berbatasan langsung dengan Malaysia. Selain paling ujung, kabupaten termuda di Kalimantan Timur ini juga berada di daerah geografis menantang. Akses utamanya adalah Sungai Mahakam yang debit airnya mempengaruhi transportasi masuk dan keluar Mahulu, tentunya berdampak pada harga barang kebutuhan pokok.
Namun, Bupati terpilih Angela mengatakan, tantangan tersebut justru memecut semangat kemandirian pangan.“Kami mendorong masyarakat untuk membuka lahan produktif 10 hektare per kampung, untuk ditanami padi,” ujarnya. Tapi, Ia melanjutkan, upaya tersebut tidak akan berhasil tanpa membangun sistem dan tata kelola yang baik. “ Sistem ini,hanya bisa dibentuk kalau kami belajar dari yang sudah berjalan baik,” kata dia merujuk ke Desa Karangrejo. Desa Karangrejo berhasil mengorkestrasi antara pertanian, perkebunan, dan ekowisata. Walhasil nama Karangrejo semakin moncer dengan desa wisatanya tanpa meninggalkan pertanian, perkebunan serta kearifan lokalnya.


Untuk memperkaya pemahaman para peserta, pemateri yang dihadirkan adalah para praktisi dan akademisi dalam program ketahanan pangan dan tata kelola desa. Pertama, Profesor Hermanu Triwidodo dari IPB University yang menyampaikan tentang pengembangan pertanian terpadu. Kemudian dari Karangrejo, hadir Kepala Desa Heli Rufiqin dan Ketua Kelompok Tani Handoyo yang menceritakan pengalaman pengelolaan aset desa serta inisiatif pemuda dalam pertanian berkelanjutan.
Bupati terpilih Angela menambahkan bahwa praktik-praktik di Karangrejo bisa disesuaikan dengan karakter lokal di Mahulu. “Jangan sia-siakan workshop ini, dengar, amati, catat, dan diskusikan. Tidak harus rumit yang penting bisa dijalankan dan berdampak ke masyarakat,” kata dia.

Manajer Senior Program Terestrial YKAN Niel Makinuddin mengatakan perlu kesamaan visi dalam mengejawantahkan kerja sama yang baru dirintis pada pertengahan bulan lalu. Pemerintah Mahulu dan YKAN telah menandatangi kesepakatan bersama pada 18 Juni lalu di Jakarta. Lokakarya di Magelang ini, Niel melanjutkan adalah bagian dari penyamaan visi, harapan, dan pembagian peran untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di Mahulu. Kabupaten ini krusial bagai Kalimantan Timur karena luasnya sekitar 15.315 km2 (7,26 persen dari luas Provinsi Kalimantan Timur). Dari luasan tersebut, sekitar 83 persen wilayahnya merupakan kawasan Hutan, sedangkan sisanya adalah Area Penggunaan Lain (APL). ‘‘ Mengelola Mahulu dengan bijak, berarti menjaga keanekaragaman hayati Kalimantan Timur, hulu Sungai Mahakam adalah detak jantung provinsi ini,“ kata Niel.