Siaran Pers

Konsesi Kehutanan Bisa Berdampingan dengan Orang Utan

Penyuluhan Konsesi Hutan
Keterangan Foto Foto bersama pada saat selesai acara "Pengelolaan Keaneragaman Hayati pada Konsesi PBPH Alam di Bentang Alam Wehea-Kelay" Samarinda, 1 Maret 2023.

Kontak Media

Keberadaan Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) Alam yang dulunya dikenal sebagai perusahaan pemegang Hak Pengusahaan Hutan, terbukti dapat hidup berdampingan dengan orang utan liar. “Dengan menerapkan prinsip pengelolaan hutan lestari, kami berhasil mengurangi dampak negatif penebangan dan mempertahankan kelestarian flora dan fauna di dalam Kawasan,” ujar Direktur Utama PT Gunung Gajah Abadi (GGA), Totok Suripto dalam “Lokakarya Pembelajaran Pengelolaan Keanekaragaman Hayati pada Konsesi PBPH Alam di Bentang Alam Wehea-Kelay”, di Samarinda, 1 Maret 2023.

PT GGA mengelola wilayah seluas 74 ribu hektare di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Perusahaan ini telah mendapatkan sertifikat pengelolaan hutan lestari; baik di tingkat nasional, yaitu sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi Lestari, maupun di tingkat global dengan sertifikasi dari Forest Stewardship Council. Untuk operasional perusahaan, PT GGA menerapkan metode pembalakan rendah emisi (Reduced Impact Logging-Carbon), praktik kelola ekologi, dan kelola sosial. Kawasan konsesi PT GGA merupakan bagian dari Pengelolaan Bentang Alam Wehea-Kelay seluas 532 ribu hektare, yang memiliki kawasan bernilai konservasi tinggi.

Orang utan adalah spesies endemik yang menjadi komitmen bersama untuk dilindungi dalam pengelolaan kolaboratif di kawasan ini sejak 2015. Bentang Alam Wehea-Kelay dikelola para pihak yang terdiri dari lapisan masyarakat, swasta, pemerintah daerah, pemerintah pusat dan lembaga swadaya masyarakat. Mereka bergabung dalam Forum Pengelolaan Bentang Alam Wehea-Kelay. Anggota forum yang awalnya 10 pihak, kini menjadi 23 pihak. “Bersama forum, kami mendapatkan banyak pembelajaran dari aspek kelola ekologi. Kami pun lebih sadar tentang kekayaan hayati di wilayah perusahaan, baik dari sisi jumlah maupun pengelolaannya,” Totok menambahkan.

Spesialis Konservasi Spesies Terancam Punah YKAN Arif Rifqi menjelaskan tentang hasil survei pemantauan orang utan di Bentang Alam Wehea-Kelay dalam “Lokakarya Pembelajaran Pengelolaan Keanekaragaman Hayati pada Konsesi PBPH Alam di Bentang Alam Wehea-Kelay”, di Samarinda, 1 Maret 2023.
Keterangan Foto Spesialis Konservasi Spesies Terancam Punah YKAN Arif Rifqi menjelaskan tentang hasil survei pemantauan orang utan di Bentang Alam Wehea-Kelay dalam “Lokakarya Pembelajaran Pengelolaan Keanekaragaman Hayati pada Konsesi PBPH Alam di Bentang Alam Wehea-Kelay”, di Samarinda, 1 Maret 2023. © YKAN

Peningkatan kepadatan populasi orang utan

Capaian forum dalam pengelolaan keanekaragaman hayati memberi kabar positif. “Diperkirakan, ada kenaikan nilai kepadatan orang utan di kawasan PT Gunung Gajah Abadi dan PT Karya Lestari dibandingkan baseline dari empat tahun yang lalu,” kata Arif Rifqi, Spesialis Konservasi Spesies Terancam Punah dari Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), yang juga menjadi salah satu pemateri dalam lokakarya tersebut. Kepadatan populasi orang utan di PT GGA meningkat 17 persen dan di PT Karya Lestari meningkat 46% dari baseline. “Temuan ini menunjukkan bahwa praktik pengelolaan hutan lestari dalam skala bentang alam bisa menyelamatkan populasi orang utan,” tambahnya.Pemantauan orang utan menggunakan metode penghitungan jumlah sarang pada transek tegak lurus (line transect). Total pemantauan sebanyak 33 jalur yang tersegmentasi dengan jarak antarjalur 4 kilometer yang mewakili luas wilayah kajian.

Direktur Utama PT Gunung Gajah Abadi Totok Suripto memaparkan tentang Praktik Pengelolaan Sumber Daya Hutan dalam “Lokakarya Pembelajaran Pengelolaan Keanekaragaman Hayati pada Konsesi PBPH Alam di Bentang Alam Wehea-Kelay”, di Samarinda, 1 Maret 2023.
Keterangan Foto Direktur Utama PT Gunung Gajah Abadi Totok Suripto memaparkan tentang Praktik Pengelolaan Sumber Daya Hutan dalam “Lokakarya Pembelajaran Pengelolaan Keanekaragaman Hayati pada Konsesi PBPH Alam di Bentang Alam Wehea-Kelay”, di Samarinda, 1 Maret 2023. © YKAN

Area kelola PT GGA dan PT Karya Lestari adalah tempat pemantauan populasi dan orang utan di Bentang Alam Wehea-Kelay. Dua perusahaan tersebut juga anggota Forum Pengelolaan Bentang Alam Wehea-Kelay dan telah menerapkan praktik pengelolaan terbaik dalam operasi mereka.

Orang utan adalah satwa yang dilindungi baik secara nasional maupun global. Bahkan saban 19 Agustus diperingati sebagai Hari Orang Utan Sedunia. Orang utan merupakan spesies payung, karena berperan dalam regenerasi hutan dengan menyebarkan biji-bijian pohon yang ia konsumsi. Hilangnya orang utan akan mempengaruhi hilangnya spesies lain di habitat tersebut. Kera besar ini memiliki kemiripan 93 persen dengan DNA manusia, sehingga  masih banyak yang dapat dipelajari dari ekologi orang utan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.

“Banyak hal tentang orang utan yang belum terkuak, masih panjang perjalanan untuk mengupas peranan orang utan bagi kehidupan manusia. Tidak kalah penting, menegaskan apa peran manusia bagi orang utan” ujar Arif,

Dari ki-ka: Manajer Senior YKAN Niel Makinudin, Kepala Bidang Tata Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur M. Chamidin, Ketua Komisi Daerah Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia untuk Kalimantan Timur Asrul Anwar dalam “Lokakarya Pembelajaran Pengelolaan Keanekaragaman Hayati pada Konsesi PBPH Alam di Bentang Alam Wehea-Kelay”, di Samarinda, 1 Maret 2023.
Keterangan Foto Dari ki-ka: Manajer Senior YKAN Niel Makinudin, Kepala Bidang Tata Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur M. Chamidin, Ketua Komisi Daerah Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia untuk Kalimantan Timur Asrul Anwar dalam “Lokakarya Pembelajaran Pengelolaan Keanekaragaman Hayati pada Konsesi PBPH Alam di Bentang Alam Wehea-Kelay”, di Samarinda, 1 Maret 2023. © YKAN

Lokakarya yang digelar hari ini dilakukan untuk menyebarluaskan langkah-langkah pemegang PBPH Alam dalam menerapkan praktik pengelolaan terbaik dan dampaknya bagi keanekaragaman hayati di wilayah kerja mereka. Peserta lokakarya adalah anggota Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia di Kalimantan Timur. “Kami adalah bukti bahwa mengelola konsesi, bisa tetap menjaga keanekaragaman hayati,” kata Totok.

Ketua Komisi Daerah Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia untuk Kalimantan Timur Asrul Anwar mengatakan akan menyampaikan hasil lokakarya ke 100 anggotanya. “Ke depannya pengelolaan hutan produksi tidak terlepas dari sisi ekologi yaitu keanekaragaman hayati,” ujarnya dalam forum yang sama. APHI berencana untuk membuat kegiatan dan riset keanekaragaman hayati di seluruh regional. Sehingga asosiasi akan memilliki informasi yang menyeluruh dan lengkap. “Kami berharap Kalimantan Timur, bisa menjadi pilot percontohan nasional,” kata Asrul.

Tentang YKAN

Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) adalah organisasi nirlaba berbasis ilmiah yang hadir di Indonesia sejak 2014. Memiliki misi melindungi wilayah daratan dan perairan sebagai sistem penyangga kehidupan, kami memberikan solusi inovatif demi mewujudkan keselarasan alam dan manusia melalui tata kelola sumber daya alam yang efektif, mengedepankan pendekatan nonkonfrontatif, serta membangun jaringan kemitraan dengan seluruh pihak kepentingan untuk Indonesia yang lestari. Untuk informasi lebih lanjut kunjungi ykan.or.id.