Siaran Pers

Peresmian Sarana dan Prasarana Suaka Margasatwa Muara Angke Jakarta

Penaman Pohon Mangrove
Peresmian Penanaman mangrove secara simbolis dalam rangka peresmian sarana sarana dan prasarana Suaka Margasatwa Muara Angke. © YKAN

Kontak Media

Bersama DirJen KSDAE KLHK Bapak Wiratno menandatangani prasasti peresmian sarana dan prasarana Suaka Margasatwa Muara Angke Jakarta.
Peresmian Bersama DirJen KSDAE KLHK Bapak Wiratno menandatangani prasasti peresmian sarana dan prasarana Suaka Margasatwa Muara Angke Jakarta. © YKAN

Pada tanggal 10 November 2020, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta, Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), bersama-sama dengan  para mitra Mangrove Ecosystem Restoration Alliance (MERA) yang terdiri dari APP Sinar Mas, PT Indofood Sukses Makmur, Tbk, PT Chevron Pacific Indonesia, dan PT Djarum melakukan peresmian pembangunan tahap pertama sarana dan prasarana Suaka Margasatwa Muara Angke, Jakarta.  Pembangunan tahap pertama ini berupa  gapura dan jembatan titian sepanjang 237,9 meter, yang diresmikan langsung oleh Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Wiratno.

Pembangunan tersebut merupakan bagian dari penguatan fungsi Suaka Margasatwa Muara Angke sebagai pusat edukasi lingkungan dan restorasi ekosistem mangrove di Jakarta. “Kawasan Suaka Margasatwa Muara Angke merupakan kawasan konservasi di pesisir utara Jakarta yang mempunyai luas 25,02 hektare dan mempunyai peranan sangat penting secara ekologis. Selain berperan penting untuk kelangsungan hidup flora dan fauna, kawasan Suaka Margasatwa Muara Angke juga memiliki manfaat lain yang penting, yaitu memberikan jasa lingkungan kepada masyarakat DKI Jakarta dan sekitarnya, sebagai penyumbang O2, penyerap CO2, pengatur hidrologi, keindahan bentang alam, dan penyedia keanekaragaman hayati,” jelas Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jakarta Karyadi.

Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh BKSDA Jakarta dan YKAN pada tahun 2019, hutan mangrove di Teluk Jakarta berada di bawah tekanan tinggi akibat konversi penggunaan lahan, terutama untuk permukiman, dan tingkat pencemaran yang tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan solusi berbasis ekosistem melalui restorasi mangrove yang dalam konteks perubahan iklim yang dapat memberikan tiga manfaat, yaitu mengurangi risiko bencana yang efektif dari segi biaya, mendukung konservasi keanekaragaman hayati, serta meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan manusia.

“Dalam menyelamatkan ekosistem mangrove di Jakarta diperlukan sebuah tindakan kolektif. Terkait hal tersebut, MERA menjadi jawaban untuk sebuah pengelolaan terpadu dan kolaboratif yang menyatukan seluruh pihak dalam upaya mengurangi kerentanan masyarakat pesisir, menjaga sumber daya dan aset alam, serta upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dengan berbasis kajian ilmiah,” terang Direktur Eksekutif Yayasan Konservasi Alam Nusantara Herlina Hartanto.

Penanaman mangrove secara simbolis dalam rangka peresmian sarana sarana dan prasarana Suaka Margasatwa Muara Angke.
Peresmian Penanaman mangrove secara simbolis dalam rangka peresmian sarana sarana dan prasarana Suaka Margasatwa Muara Angke. © YKAN

Kepedulian terhadap pelestarian ekosistem mangrove ini juga menjadi perhatian pihak swasta yang tergabung dalam aliansi MERA. “Kami mendukung program bersama MERA ini sebagai bentuk kontribusi kami terhadap pelestarian lingkungan hidup. Kami berharap keberadaan Suaka Margasatwa Muara Angke ini akan memberikan dampak positif terhadap lingkungan, sosial dan meningkatkan ekonomi masyarakat, selain itu juga memberikan inspirasi banyak pihak untuk terlibat dan mendukung program ini” kata Head of Corporate Communications Division PT Indofood Sukses Makmur, Tbk, Stefanus Indrayana mewakili mitra swasta MERA.

Pelestarian ekosistem mangrove di Jakarta memerlukan strategi pengelolaan yang terpadu. Terkait hal tersebut, Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, melalui BKSDA Jakarta, menjalin kerja sama dengan YKAN, berkomitmen untuk merestorasi ekosistem mangrove dan melaksanakan program pengelolaan terpadu melalui program MERA. Diluncurkan pada tahun 2018, MERA merupakan aliansi yang mengedepankan strategi adaptasi berbasis ekosistem, termasuk konservasi dan restorasi mangrove, yang merupakan tindakan prioritas untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir dan melestarikan keanekaragaman hayati. Semua pemangku kepentingan yang terlibat diharapkan dapat aktif menyokong keberlanjutannya.

“Keberhasilan pembangunan ini merupakan hasi kerja sama yang baik antara Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jakarta, Yayasan Konservasi Alam Nusantara dan para mitra yang telah memberikan dukungan terhadap program MERA di Suaka Margasatwa Muara Angke. Saya juga sangat berharap, keberhasilan pembangunan tahap pertama ini  dapat menginpirasi mitra lainnya untuk mendukung program MERA di kawasan ini,” pungkas Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Wiratno.

Tentang YKAN

Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) adalah organisasi nirlaba berbasis ilmiah yang hadir di Indonesia sejak 2014. Memiliki misi melindungi wilayah daratan dan perairan sebagai sistem penyangga kehidupan, kami memberikan solusi inovatif demi mewujudkan keselarasan alam dan manusia melalui tata kelola sumber daya alam yang efektif, mengedepankan pendekatan nonkonfrontatif, serta membangun jaringan kemitraan dengan seluruh pihak kepentingan untuk Indonesia yang lestari. Untuk informasi lebih lanjut kunjungi ykan.or.id.