Dokumen

Laporan Tahunan YKAN Tahun Fiskal 2021

Teluk Triton
Teluk Triton Kaimana Kabupaten Kaimana, Papua Barat © Awaludinnoer
Santi L. Poespoetjipto Ketua Pembina © YKAN

Ketua Pembina YKAN

Dalam dua tahun terakhir, Covid-19 telah merenggut kehidupan, mengganggu perekonomian global, dan menghentikan berbagai aspek kehidupan yang sebelumnya kita nikmati secara cuma-cuma. Satu hal yang tak berhasil dihentikannya adalah perubahan iklim dan penurunan laju hilangnya keanekaragaman hayati, baik di darat maupun di laut.

Kedua hal ini menjadi tantangan terbesar dalam kehidupan kita saat ini. Ketika pandemi telah usai, kita masih tetap harus berhadapan dengan dua masalah tersebut. Dan hal inilah yang menjadi landasan bagi kami untuk tetap berkomitmen terhadap misi konservasi YKAN yang semakin diperkuat oleh dukungan Anda.

Dunia membuat kemajuan dalam upaya mengatasi perubahan iklim dalam United Nations Framework Convention on Climate Change Conference of the Parties ke-26 (UNFCCC COP 26) di Glasgow pada 2021, namun ini adalah upaya jangka panjang. Tahun 2021 mencatat rekor sebagai tahun terpanas dunia, dan di Indonesia, 2020 adalah tahun terpanas kedua dalam sejarah. Kini kita mengalami sebuah kenormalan baru dari cuaca ekstrem, kekeringan, kebakaran, banjir, dan erosi. Ancaman-ancaman ini, ditambah dengan aktivitas manusia yang tidak mempertimbangkan kelestarian fungsi lingkungan, memberikan tekanan besar pada jutaan spesies tumbuhan dan hewan.

Lantas, adakah ruang untuk berharap? Saya yakin ada dan Indonesia adalah alasan utama di balik harapan itu. Sumber daya alam kita adalah modal utama untuk mengatasi perubahan iklim. Sebagai rumah bagi hutan mangrove terbesar di dunia, hutan hujan tropis terbesar ketiga di dunia, dan lahan gambut yang luas, Indonesia dapat menahan emisi gas rumah kaca dalam jumlah besar dengan melindungi ekosistem yang kaya karbon ini. Di samping itu, dengan mendukung pengelolaan wilayah daratan dan lautan secara berkelanjutan, kita dapat menciptakan ketahanan pangan dan ekonomi untuk generasi mendatang.

Sejak awal berdiri, YKAN telah mendorong inisiatif penting ini melalui program konservasi darat dan laut. Kami berkolaborasi dengan pemerintah, sektor swasta, akademisi, komunitas, dan masyarakat adat untuk dapat melindungi alam dalam skala yang jauh lebih besar daripada bertindak sendiri.

Laporan ini adalah ikhtisar kinerja YKAN bersama dengan para mitra dalam menavigasi tantangan Covid-19 yang terus berkembang dan memberikan hasil signifikan untuk melindungi alam dan manusia. Atas nama Badan Pembina, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh mitra kerja, jajaran Badan Pengawas, Badan Pengurus, Manajemen, dan Komite Penasihat YKAN; serta kepada para donor atas dukungannya dan komitmen bersama untuk menciptakan Indonesia yang lestari. 

 

Salam hormat,

Shanti L. Poesposoetjipto 

Santi L. Poespoetjipto Ketua Pembina © YKAN

Ketua Pengurus dan Direktur Eksekutif YKAN

Selama periode Tahun Fiskal 2021, ketika pandemi menghambat kunjungan rutin ke lokasi kerja konservasi, saya kerap teringat para mitra kami yang tinggal di tempat terpencil. Wehea, misalnya, yang menjadi rumah bagi salah satu budaya asli tertua di Kalimantan dan memiliki hutan tropis yang dihuni orang utan kalimantan. Teringat juga Pulau Rote, pulau paling selatan Indonesia, yang masyarakatnya menjunjung tinggi kearifan lokal dan mengelola sumber daya alam dengan berlandaskan hukum adat.

Masyarakat adat di wilayah-wilayah tersebut, yang menggantungkan hidup pada alam yang sehat sebagai sumber pangan dan untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka, telah mengajarkan saya mengenai konservasi, lebih banyak daripada yang saya bayangkan. Interaksi yang terputus karena Covid-19 membuat saya makin menghargai upaya mereka dalam melindungi alam.

Bagi kami, Tahun Fiskal 2021 merupakan periode penuh tantangan, tetapi juga merupakan tahun pertumbuhan, adaptasi dan ketangguhan. Jika bukan karena koalisi tangguh yang telah kami bangun selama bertahun-tahun, hambatan yang ditimbulkan oleh Covid-19 dapat menghentikan pekerjaan konservasi.

Berkat kerja sama dengan berbagai mitra, yaitu: pemerintah dan swasta, akademisi, dan sesama lembaga nonpemerintah, serta para pejuang alam di tingkat tapak di seluruh Indonesia, dampak kinerja kami makin meningkat. Dengan penandatanganan berbagai perjanjian kerja sama pada Tahun Fiskal 2021, terutama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Kementerian Kelautan dan Perikanan, YKAN memperluas kemitraan konservasi di 10 dari 34 provinsi di Indonesia.

Dalam laporan ini, kami mengurai beberapa kemajuan penting dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, pembangunan berkelanjutan, serta konservasi. Beberapa catatan penting di antaranya adalah: 

Iklim: Melestarikan hutan tropis dan mangrove Indonesia menjadi bagian dari agenda global dalam mengatasi perubahan iklim. Itu sebabnya kami menjajaki berbagai strategi dalam kajian Solusi Iklim Alami, atau Natural Climate Solutions (NCS), yang dapat berkontribusi mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan. Bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, YKAN menyelesaikan kajian penting yang menunjukkan bahwa perlindungan dan restorasi ekosistem lahan basah seperti mangrove dan lahan gambut dapat berkontribusi hingga tiga perempat dari total potensi mitigasi NCS di Indonesia. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya inisiatif seperti Aliansi Restorasi Ekosistem Mangrove (MERA), di mana YKAN menjadi salah satu pendiri. 

Pembangunan Berkelanjutan: Bersama para pemangku kepentingan, kami mendukung Pembangunan Hijau Provinsi Kalimantan Timur yang menjadi rumah bagi hampir 4 juta orang untuk melindungi keanekaragaman hayati, mencegah emisi, dan mendukung ekonomi yang berkelanjutan. Pada tahun 2021, kami bekerja sama dengan pemerintah provinsi untuk mengarusutamakan visi pembangunan hijau ke dalam rencana pembangunan jangka menengah tujuh kabupaten/kota di Kalimantan Timur. Keberhasilan di provinsi ini berpotensi untuk direplikasi di Kalimantan Utara, yang menjadi rumah bagi hutan tropis yang masih sangat alami di Indonesia. YKAN telah mendukung Provinsi Kalimantan Utara dalam melaksanakan beberapa kajian untuk merancang strategi pembangunan rendah emisi. 

Konservasi Laut: YKAN bersama mitra membentuk jaringan Perlindungan Kawasan Perairan seluas 1,4 juta hektare di Laut Arafura dan Timor yang terdiri dari empat negara, yaitu Indonesia, Timor Leste, Papua Nugini, dan Australia. Selain itu, kami memperkuat dukungan terhadap masyarakat adat untuk mendapat hak kelola wilayah penangkapan ikan tradisional hampir seluas 100.000 hektare di Bentang Laut Kepala Burung pusat keanekaragaman hayati dunia yang terletak di jantung Segitiga Terumbu Karang dan membantu 40 desa pesisir dalam mengembangkan mata pencaharian berkelanjutan seperti budi daya rumput laut, produksi lokal berbahan dasar mangrove, dan ekowisata. 

Seluruh pencapaian ini tidak akan terjadi tanpa dukungan keahlian dan kebajikan dari seluruh mitra kami. Baik masyarakat adat Wehea maupun para donatur di seluruh dunia yang melihat nilai kerja YKAN, saya bersyukur bisa menjadi bagian dari misi konservasi ini. Bersama-sama, kita akan melanjutkan upaya dan bekerja melindungi wilayah daratan dan perairan yang menjadi penyangga kehidupan untuk Indonesia lestari. 

 

Salam lestari,


Herlina Hartanto, Ph.D. 

Pendahuluan

Dengan populasi sebanyak 250 juta orang, Indonesia adalah negara terpadat keempat di dunia. Keanekaragaman hayati di lautan dan hutan tropisnya termasuk yang tertinggi di dunia. Ekosistem ini menyediakan sumber daya alam yang menopang perekonomian Indonesia dan masyarakatnya: Diperkirakan 40 juta orang Indonesia yang tinggal di daerah pedesaan bergantung pada alam untuk penghidupan mereka. Namun, tantangan besar seperti perusakan hutan, penangkapan ikan yang berlebihan, dan pembangunan kawasan pesisir yang tidak berkelanjutan mengancam kelestarian keanekaragaman hayati, kesejahteraan manusia, dan iklim global.

Tantangan yang dihadapi alam dan manusia di Indonesia membutuhkan aksi nyata secepatnya. Melalui program terestrial dan kelautan, YKAN telah mengembangkan Solusi Iklim Alami atau Natural Climate Solutions (NCS) untuk membantu Pemerintah Indonesia mencapai target pengurangan emisi dan mengembangkan strategi baru untuk memperkuat penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan adil yang melindungi keanekaragaman hayati. Dengan melakukan hal itu, kami membantu mengurangi risiko kerusakan akibat iklim terhadap masyarakat, menyediakan sumber makanan dan air yang berlimpah, dan memperkenalkan mata pencaharian baru yang berkelanjutan.

Untuk mendukung Pemerintah Indonesia, kami bekerja sama dengan mitra dan pemangku kepentingan terkait untuk mencapai target di bawah ini: 

Target sampai 2024

  • 600.000 hektare

    600.000 hektare lebih habitat orang utan dikelola dan dilindungi secara lestari.

  • 26,8 juta tCO2/tahun

    26,8 juta tCO2/tahun emisi gas rumah kaca dikurangi sebagai mitigasi perubahan iklim.

  • 1 juta hektare

    1 juta hektare bentang lahan dilindungi dari perusakan dan degradasi hutan.

  • 23 juta hektare

    23 juta hektare bentang alam (laut dan daratan) dikelola secara efektif dan berkelanjutan.

  • 600 desa

    600 desa bentang alam (laut dan daratan) dikelola secara efektif dan berkelanjutan.

  • 500.000 hektare

    500.000 hektare kawasan konservasi laut baru dibentuk.

Kami mencari solusi untuk menghadapi tantangan terbesar yang dihadapi alam dan manusia saat ini

Mendorong upaya adaptasi dan strategi perubahan iklim, serta melindungi wilayah daratan dan perairan, YKAN bekerja di lebih dari 10 provinsi di Indonesia melalui Program Terestrial dan Program Kelautan.


 
Mitigasi Perubahan Iklim Pada 2016, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mencanangkan Kesepakatan Pembangunan Hijau yang dilakukan bersama dengan para pihak. © M. Arif Rifqi

Terestrial

YKAN mendorong praktik pengelolaan hutan secara lestari, terhindar dari perusakan, dan berkontribusi dalam mengatasi perubahan iklim melalui empat strategi, yaitu:

  • Strategi 1

Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat

Di seluruh Indonesia, kami menyaksikan masyarakat yang hidup bersandingan dengan alam adalah penjaga alam terbaik. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat merupakan bagian integral dari pekerjaan konservasi kami. Kami mengembangkan dan menerapkan pendekatan pemberdayaan masyarakat inovatif yang disebut SIGAP atau Aksi Inspiratif Warga untuk Perubahan. 

Melalui program ini, kami dan mitra: 

  1. Memperkuat tata kelola desa
  2. Membantu masyarakat mendapatkan hak akses dan pengelolaan sumber daya alam
  3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan mata pencaharian yang ramah hutan 
  • Strategi 2

Pengelolaan Hutan Lestari

Memperkuat pengelolaan hutan alam produksi dan cara pembalakan hutan yang tepat merupakan salah satu strategi solusi iklim alami yang memiliki kontribusi tinggi untuk mencapai target pengurangan emisi nasional.

YKAN telah bekerja sama dengan pemerintah dan konsesi kehutanan untuk mengujicobakan sebuah metodologi pembalakan rendah dampak karbon atau Reduced Impact Logging-Carbon (RIL-C), yang dapat mengurangi emisi karbon hingga 40 persen tanpa mengurangi volume produksi kayu. Kunci utama dari praktik RIL-C di antaranya adalah menghindari penebangan pohon berlubang, mengatur arah rebah pohon, mengurangi kerusakan pohon besar karena penyaradan, dan meminimalkan luasan jalan angkut untuk mengurangi kerusakan hutan. 

Pemerintah Kalimantan Timur, melalui Dinas Kehutanan, mendukung implementasi RIL-C yang diujicobakan di tujuh konsesi hutan alam produksi dan tiga Kesatuan Pengelolaan Hutan. YKAN mendukung komitmen ini melalui rangkaian pelatihan RIL-C. Selain itu, kami bermitra dengan peneliti dari lembaga pemerintah dan Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) untuk mengeksplorasi pemanfaatan limbah kayu dan mekanisme insentif bagi perusahaan yang mempraktikkan RIL-C. 

  • Strategi 3

Perkebunan Sawit Berkelanjutan

Bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, khususnya Dinas Perkebunan, perusahaan kelapa sawit, dan masyarakat, YKAN memperkenalkan praktik perkebunan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan global akan minyak sawit dengan tetap memitigasi terjadinya perusakan dan degradasi hutan. 

Pendekatan ini termasuk pengembangan dan pengujian perangkat baru, identifikasi area bernilai konservasi tinggi yang harus dilindungi, dan pelibatan para pemangku kepentingan untuk mendorong kebijakan dan praktik perkebunan kelapa sawit berkelanjutan. 

  • Strategi 4

Kerangka Mitigasi Perubahan Iklim

YKAN berkomitmen mendukung pengembangan dan pelaksanaan kerangka mitigasi perubahan iklim pada skala nasional dan subnasional. Kami memberikan bantuan teknis, melakukan kajian ilmiah mengenai Solusi Iklim Alami dan mendorong kebijakan yang mendukung penerapannya. 

Kami terus mendukung pelaksanaan Kesepakatan Pembangunan Hijau yang telah mendapat dukungan lebih dari 200 pihak untuk membantu Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dalam mewujudkan visi pembangunan hijaunya. 

Teluk Triton Kaimana Kabupaten Kaimana, Papua Barat © Awaludinnoer

Kelautan

YKAN mendukung pengelolaan lestari  sumber daya pesisir dan perairan melalui empat strategi, yakni:

  • Strategi 1

Ekonomi Biru

YKAN berkomitmen untuk menerapkan ekonomi biru yang sedang berkembang di Indonesia–suatu model berkelanjutan yang mengacu pada pengelolaan sumber daya alam berbasis perairan yang dapat melindungi ekosistem laut sekaligus menggerakkan pertumbuhan ekonomi dan membuka peluang pekerjaan baru.

Untuk mendorong penerapan ekonomi biru di tingkat lokal, kami mengimplementasikan pendekatan SIGAP di 16 desa di Wakatobi, Raja Ampat, Rote-Ndao, Berau dan Semarang. SIGAP menggerakkan anggota masyarakat dalam merancang dan memantau pembangunan desa dan pengelolaan sumber daya laut, serta menggagas usaha berkelanjutan melalui inisiatif berbasis masyarakat seperti ekowisata dan akuakultur (rumput laut, udang, bandeng). Pada 2021, YKAN memfasilitasi puluhan pelatihan kepada 27 kelompok masyarakat di wilayah tersebut mengenai ekowisata, pertanian rumput laut ramah lingkungan, dan produksi usaha berbasis mangrove.

  • Strategi 2

Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan

Seiring meningkatnya permintaan global atas makanan hasil laut (seafood), Indonesia semakin didesak untuk lebih banyak menghasilkan ikan. Namun, informasi tentang spesies dan ukuran ikan yang ditangkap di Indonesia sangatlah kurang. Penangkapan ikan berlebihan seringkali melewati batas tingkat keberlanjutan. Strategi pemanenan ikan dan pengelolaan perikanan yang efektif sangat dibutuhkan. Tantangan- tantangan ini memiliki konsekuensi yang sangat besar bagi stabilitas perikanan Indonesia dan kesejahteraan masyarakat pesisirnya.

YKAN berkomitmen mendukung penerapan strategi pemanenan ikan berkelanjutan di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) di Indonesia. Kami melakukan kajian tentang kesehatan wilayah penangkapan ikan, melibatkan pemangku kepentingan untuk melakukan perubahan rantai pasokan, meningkatkan pengelolaan perikanan dengan nilai ekonomi tinggi (misalnya, kakap, kerapu, dan tuna) dan membantu masyarakat mendapatkan hak kelola atas wilayah penangkapan ikan tradisional yang mereka andalkan secara turun- temurun.

  • Strategi 3

Ketahanan Kawasan Pesisir

Indonesia adalah rumah bagi lebih dari seperlima hutan mangrove dunia, yang melindungi garis pantai, menyerap karbon, dan menyediakan habitat penting bagi burung dan ikan. Namun, berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2021), sejak abad 19 hampir seperlima mangrove di Indonesia hilang. Ketika ekosistem ini menghilang, begitu juga manfaatnya yang diberikan kepada manusia: makanan, pekerjaan, dan perlindungan dari gelombang badai dan ancaman lainnya.

Melindungi hutan mangrove di Indonesia, dan di seluruh Asia Pasifik, tidak hanya menjaga manfaatnya tetap tersedia bagi masyarakat pesisir, tetapi juga mengamankan sumber karbon biru yang potensial. Jika dibiarkan tanpa gangguan, ekosistem mangrove dapat terus menyimpan karbon dengan jumlah empat kali lipat dari hutan tropis, selama ribuan tahun.

YKAN mengembangkan program konservasi dan restorasi mangrove melalui Aliansi Restorasi Ekosistem Mangrove (MERA), sebuah platform nasional multipihak dengan tujuan mengurangi kerentanan masyarakat pesisir dan melakukan upaya mitigasi/adaptasi terhadap dampak perubahan iklim.

  • Strategi 4

Perlindungan Kawasan Perairan

Strategi ini bertujuan untuk melindungi dan merestorasi habitat kritis secara efektif dengan mengikutsertakan semua anggota masyarakat–termasuk kelompok masyarakat marjinal yang tidak diikutsertakan dalam kegiatan konservasi sebelumnya seperti masyarakat adat, perempuan, anak muda, penyandang disabilitas -dan para pengelola kawasan perairan. Habitat kritis ini menghadapi berbagai tantangan seperti ekploitasi berlebihan, konversi dan perusakan habitat, serta polusi sumber daya alam perairan oleh masyarakat sekitar ataupun pelaku yang datang dari luar area.

YKAN mendukung upaya perlindungan habitat kritis tersebut melalui dua upaya. Pertama, mendukung penetapan kawasan perairan baru yang dilindungi. Kedua, mendukung pengelolaan efektif kawasan perairan yang dilindungi melalui peningkatan kesadaran tentang nilai konservasi untuk keberlangsungan hidup masyarakat setempat, pengikutsertaan masyarakat dalam upaya konservasi, dan peningkatan kapasitas pengelola kawasan.

Wilayah Kerja

Teluk Triton
Teluk Triton Kaimana Kabupaten Kaimana, Papua Barat © Awaludinnoer

YKAN telah menjalin kemitraan dengan masyarakat demi mewujudkan dunia di mana kehidupan manusia dan alam berjalan selaras. Kami telah membangun kemitraan yang kuat untuk bersama-sama menemukan dan melaksanakan pendekatan serta instrumen berbasis ilmiah untuk mendukung upaya konservasi dan pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan di Indonesia. Kami mendukung kepemimpinan masyarakat lokal dan adat yang kehidupan dan penghidupannya sangat bergantung pada laut, air bersih, dan lahan yang sehat. Saat masyarakat lokal dan adat berbicara, kami mendengarkan, belajar, dan mendukung upaya kepemimpinan konservasi mereka.

Saat ini, kita menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam kehidupan dan hanya memiliki beberapa tahun, bukan dasawarsa, untuk mengatasi permasalahan krisis iklim dan keanekaragaman hayati yang saling berkaitan satu dengan lainnya.

Melalui kemitraan dengan pemerintah, perguruan tinggi, dunia usaha, kelompok masyarakat dan organisasi di tingkat lokal maupun global, kita memperbesar peluang untuk menemukan cara-cara mengatasi tantangan yang ada dan mencapai tujuan bersama. Melalui program filantropi dan donasi individu, kami juga terus melakukan upaya-upaya penyadartahuan ke pihak-pihak yang lebih luas, sekaligus membuka peluang-peluang baru untuk pendanaan konservasi. 

Pada Tahun Fiskal 2021, kami didukung oleh lebih dari 3.200 anggota aktif melalui kampanye #sayaSIGAP. Sebanyak 65 staf penggalang dana saat ini berada di enam kota besar di Indonesia, untuk terus menginspirasi masyarakat agar mendukung program konservasi kita. Sementara itu, penggalangan dana domestik meningkat 19% dibandingkan tahun fiskal sebelumnya.

Kami mendukung peran krusial Pemerintah dalam menyusun kebijakan yang memungkinkan terlaksananya berbagai upaya konservasi oleh masyarakat dan pemangku kepentingan lain. YKAN telah menjalin kerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), yang diterjemahkan ke dalam berbagai Perjanjian Kerja Sama dengan unit pelaksana teknis di bawah kedua kementerian tersebut. Kami juga mendukung peran Pemerintah Daerah sebagai ujung tombak pelaksanaan program-program pembangunan yang berkelanjutan dan berupaya agar pelaksanaan program kami selaras dengan visi dan misi agenda pemerintah setempat. Untuk itu, YKAN telah memiliki perjanjian kerja sama dengan beberapa pemerintah daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten. 

Laporan Keuangan