Ketahanan Kawasan Pesisir

Adaptasi Iklim dan Pengurangan Resiko Bencana

Mangrove restoration
Jernihnya Lautku Misool Raja Ampat Papua Barat, 27 Juni 2019 © Setiono Joko Purwanto/TNC Photo Contest 2019

Apa itu Adaptasi Iklim dan Pengurangan Resiko Bencana?

Dampak dan risiko perubahan iklim dan bencana merupakan ancaman serius bagi ekosistem biofisik, ekosistem sosial, ekosistem ekonomi dan pembangunan Indonesia. Ancaman tersebut diperkirakan akan meningkat di masa mendatang dengan adanya perubahan iklim. Masyarakat pesisir merupakan salah satu yang paling rentan terhadap ancaman perubahan iklim ini. Perubahan iklim mengakibatkan terjadinya suhu ekstrem, kenaikan muka laut, perubahan pola cuaca, cuaca ekstrem, hingga peningkatan kejadian bencana.

Untuk mendukung adaptasi iklim dan pengurangan risiko bencana (PRB) yang efektif, YKAN melakukan penilaian kerentanan iklim di pulau-pulau kecil di Indonesia. Temuan tersebut akan memandu tindakan prioritas untuk meningkatkan kapasitas sistemik menggunakan pendekatan berbasis ketahanan. Metode ini melampaui adaptasi berbasis risiko tradisional dengan menggabungkan dimensi sosial-ekonomi dan ekologi, yang bertujuan untuk mendorong keberlanjutan dan ketahanan jangka panjang di masyarakat garis depan.

 

Kemarau Panjang Musim kemarau yang panjang di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur, menjadi tantangan sekaligus peluang untuk meningkatkan ketahanan alam, ternak, dan lahan pertanian. © Adia Puja Pradana/YKAN

Isu dan Tantangan

  • 1,800 km area pesisir Indonesia terklasifikasi sangat rentan (Bappenas, 2021) sementara 60% penduduk Indonesia tinggal di wilayah pesisir.

  • Meningkatnya risiko dan frekuensi terjadinya bencana (kekeringan, banjir, longsor, dll) dan penyakit vektor.

  • Berubahnya musim dan cuaca yang tidak menentu mengganggu mata pencaharian dan penghidupan masyarakat.

  • Kesadaran masyarakat terkait perubahan iklim masih minim.

  • Kebijakan dan perencanaan daerah belum banyak mengarusutamakan aksi adaptasi perubahan iklim.

  • Kurangnya kemampuan masyarakat untuk beradaptasi menghadapi dampak perubahan iklim.

Strategi Kami

Target Konservasi

Melindungi habitat pesisir untuk menjaga ekosistem alami dan meningkatkan ketahanan masyarakat di desa pesisir serta memperkuat adaptasi terhadap perubahan iklim pada 2030.

Berau
Kalimantan Timur
Wakatobi
Sulawesi Tenggara
Bentang Laut Kepala Burung
Papua Barat Daya
Sabu Raijua dan Rote (Laut Sawu)
Nusa Tenggara Timur
Lingga
Kepulauan Riau
Bangka Belitung
Teon Nila Serua
Maluku Tengah

Wilayah Kerja Kami

Program Utama

Fokus utama program meliputi:

  1. Kajian kerentanan iklim (Vulnerability Assessment).
  2. Kajian analisis kebijakan adaptasi perubahan.
  3. Integrasi solusi berbasis alam ke dalam kebijakan dan rencana desa.
  4. Pengembangan strategi pengurangan risiko bencana.
  5. Pengembangan mekanisme keuangan inovatif untuk pemindahan risiko bencana (asuransi parametrik untuk terumbu karang).
  6. Pengembangan panduan Climate Change Adaptation Behavioral Guideline dan implementasinya.
  7. Implementasi rencana aksi adaptasi perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana:
    • Membangun ketahanan dan penguatan kapasitas berbasis penghidupan/mata pencaharian (livelihood) masyarakat pesisir.
    • Membangun kapasitas masyarakat dan pemerintah daerah dalam pengurangan risiko bencana (disaster risk reduction).
    • Mendorong implementasi solusi berbasis alam (e.g. rainwater harvesting, ecosystem restoration).
    • Membangun keterampilan, pengetahuan, dan kesadartahuan adaptasi perubahan iklim.
    • Pengembangan mekanisme Loss and Damage dan pendanaan iklim lainnya.

 

Kajian dan Lokarya

Meningkatkan pemahaman dan kapasitas peserta menghadapi perubahan iklim dan dampak bencana.

Publikasi

Download