Orang utan habitat alami yang terancam punah
Dunia yang terbalik Habitat alami orang utan terancam oleh keserakahan manusia. Perkebunan kelapa sawit merebut tempat mereka tinggal. Apakah cucu saya dapat melihat ini dikemudian hari? © Elize Labuschagne/Kontes Foto Global 2019

Substrategi ini berupaya menjawab tantangan konservasi bahwa lebih dari 80% habitat satwa terancam punah berada di luar kawasan konservasi. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan kolaboratif yang menerapkan praktik pengelolaan terbaik untuk melindungi habitat jenis terancam punah dalam bentang alam dengan campuran fungsi. Areal yang penting untuk konservasi tersebut dapat berada dalam area dengan fungsi budi daya, seperti kawasan hutan alam produksi, maupun ANKT pada perkebunan di luar kawasan hutan.

Harta Alam - Wehea Kelay Bentang Alam Wehea Kelay merupakan salah satu ekosistem penting yang masih tersisa. Lebih dari 500 spesies fauna dan 700 spesies flora berhabitat di bentang alam ini.

YKAN mendorong kolaborasi multipihak yang merangkul pihak pemerintah, swasta, akademisi, warga lokal, dan lembaga swadaya masyarakat dalam mendorong praktik pengelolaan terbaik untuk penyelamatan habitat jenis terancam punah. Kolaborasi semacam ini telah diwujudkan di bentang alam Wehea-Kelay yang meliputi 532.000 hektare area dengan beragam fungsi.

Saat ini 23 pihak bergabung dalam Forum Kawasan Ekosistem Esensial Wehea-Kelay yang terdiri dari perusahaan pengelola lahan (termasuk 5 konsesi hutan alam produksi, 1 konsesi hutan tanaman, dan 2 izin usaha perkebunan), 1 masyarakat hukum adat pengelola hutan lindung Wehea, serta para pihak di tingkat nasional dan subnasional dengan latar pemerintahan, akademi, lembaga penelitian, dan LSM.

Publikasi

  • Buku/Jurnal

    Diperlukan sinergi pengelolaan area hutan produksi dan hutan lindung dengan prinsip-prinsip berkelanjutan dan memperhatikan aspek-aspek esensial berdasarkan nilai ekosistem. Karena itu, pengetahuan awal tentang adanya ekosistem yang memiliki nilai penting di luar kawasan konservasi menjadi penting.

    Unduh
  • Buku/Jurnal

    Wehea-Kelay adalah lanskap hutan hujan tropis di Kalimantan Timur dengan total luas 532.143 ha. Ini memiliki nilai konservasi tinggi karena merupakan rumah bagi setidaknya 600 orangutan Kalimantan yang terancam punah dan satwa liar lainnya.

    Unduh
  • Buku/Jurnal

    Berawal dari 38 ribu hektar hutan produksi kayu batangan yang diberhentikan konsesinya dan kemudian dikelola oleh masyarakat Adat Dayak Wehea sebagai sebuah kawasan lindung adat. Sejak 2013, 29ribu hektare kawasan yang berada di administrasi Kutai Timur telah resmi berstatus hutan lindung.

    Unduh
  • Lembar Fakta

    Kalimantan adalah rumah bagi beberapa spesies satwa liar paling ikonik di dunia. Namun, mayoritas habitat satwa liar, berada di luar jejaring kawasan konservasi. Oleh karena itu, merupakan prioritas bagi YKAN untuk membantu pemerintah dan para pihak dalam melindungi habitat satwa terancam punah.

    Unduh
  • Buku/Jurnal

    Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur sebagai provinsi yang tinggal sedikit menyisakan hutan dataran rendah akibat laju eksploitasi untuk kepentingan pembangunan ekonomi-berpendapat bahwa pengelolaan KEE skala bentang alam secara kolaboratif menjadi signifikan untuk diimplementasikan.

    Unduh
  • Buku/Jurnal

    The Kelay River watershed, where the Wehea- Kelay Landscape is located, supports 2,500 orangutans, spread out in various types of habitat, such as highland forest, hills and lowland forest, sometimes also accessing palm oil plantations.

    Unduh
  • Buku/Jurnal

    Metapopulasi Wehea-Lesan adalah salah satu metapopulasi yang berukuran sedang dengan populasi mencapai 650 individu, menurut hasil PHVA orang utan pada tahun 2016. Kelangsunngan metapopulasi tersebut termasuk kategori rentan tergantung pada tingkat kehilangan habitat yang akan terjadi.

    Unduh
  • Buku/Jurnal

    Upaya perlindungan keanekaragaman hayati telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia dengan menetapkan sebanyak 554 unit kawasan konservasi seluas 271 ribu km2. Namun kawasan konservasi tersebut dipandang belum cukup untuk melindungi keanekaragaman hayati di Indonesia.

    Unduh
  • Buku/Jurnal

    Khusus di Provinsi Kalimantan Timur, perkiraan populasi orang utan kalimantan subspesies Pongo pygmaeus morio adalah 4.825 individu (Soehartono et al., 2009). Dari jumlah populasi tersebut diperkirakan hanya 22,5% habitatnya berada di dalam kawasan konservasi.

    Unduh
  • Lembar Fakta

    The Wehea people are the first and oldest indigenous tribe to inhabit the Wahau Watershed of East Kutai District, East Kalimantan Province. They once controlled large expanses of the forest.

    Unduh
  • Buku/Jurnal

    Tujuan dari pembentukan forum KEE Wehea-Kelay adalah mengelola habitat orangutan kalimantan dalam skala bentang alam denganmelibatkan para pihak. Pengelolaan yang dimaksud adalah pengarusutamaan praktik-praktik pengelolaan terbaik dalam upaya melindungi habitat orangutan.

    Unduh
  • Warisan Alam Wehea-Kelay

    Buku/Jurnal

    Bentang Alam Wehea-Kelay mencakup sebuah kawasan seluas 532.143 ha yang status tipologinya didominasi oleh hutan (87%), sedangkan sisanya sebagai nonhutan (13%). Bentang Alam KEE Wehea-Kelay penuh dengan warisan kekayaan flora, fauna, dan nilai sosial budaya masyarakat yang masih terjaga.

    Unduh