Program Terestrial

Kerangka Mitigasi Perubahan Iklim Tingkat Nasional dan Subnasional

Keindahan hutan Kalimantan
Paru-paru Dunia Hutan hujan Kalimantan diperkirakan usianya lebih tua daripada hutan Amazon © YKAN

Kerangka mitigasi perubahan iklim dilakukan pada skala nasional dan subnasional untuk mendukung dan mengembangkan komitmen pembangunan hijau

Di dalamnya termasuk mitigasi perubahan iklim melalui solusi iklim alami, dengan membangun ruang-ruang kerja sama multipihak, menciptakan kondisi pemungkin, dan mobilisasi sumber daya berupa kapasitas teknis, dasar ilmiah, dukungan pendanaan, serta mengidentifikasi kesenjangan kebijakan terkait skala yurisdiksi dan membangun prototipe kesepakatan pembangunan pada tingkat bentang alam.

Strategi ini dijalankan melalui lima substrategi:

  • Kesepakatan Pembangunan Hijau Skala Yurisdiksi

    Mitigasi perubahan iklim pada skala yurisdiksi telah didorong YKAN sejak 2010 melalui Program Karbon Hutan Berau (PKHB) yang merupakan salah satu program demonstrasi REDD+ tingkat kabupaten pertama di Indonesia. Selengkapnya

  • Konservasi Habitat Satwa Liar Terancam Punah

    Substrategi ini berupaya menjawab tantangan konservasi bahwa lebih dari 80% habitat satwa terancam punah berada di luar kawasan konservasi. Selengkapnya

  • Pengelolaan Lanskap Perlindungan

    Substrategi ini berupaya mendukung perlindungan bentang alam karst Sangkulirang-Mangkalihat yang berada di wilayah Kabupaten Berau dan Kutai Timur, meliputi lebih dari 500.000 hektare. Selengkapnya

  • Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terintegrasi

    Substrategi ini mendorong pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) terintegrasi secara partisipatoris. Selengkapnya

  • Solusi Iklim Alami

    Solusi Iklim Alami atau Natural Climate Solutions (NCS) merupakan serangkaian upaya mitigasi berbasis sumber daya alam yang mencakup perlindungan hutan dan lahan basah. Selengkapnya

Kesepakatan pembangunan hijau Kalimantan Timur YKAN menerapkan strategi kerangka mitigasi dan adaptasi perubahan Iklim berbasis kewilayahan pada sektor kehutanan, perkebunan berkelanjutan, dan pemberdayaan masyarakat. Strategi tersebut, membuka ruang kerja sama antara pemangku kepentingan demi meneguhkan komitmen pembangunan hijau.