Hutan Lindung Kalimantan
Hutan Lindung Kalimantan Hamparan Hutan Lindung Kalimantan tampak hijau lebat, menyimpan kekayaan hayati sekaligus menjadi benteng penting bagi kelestarian iklim dan kehidupan liar. © Arif Rifqi/YKAN

Perspektif

Merajut Asa untuk Bentala Kalimantan

Hutan hujan Kalimantan yang luar biasa merupakan salah satu hutan yang memiliki  keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Hutan di Indonesia berusia lebih dari 140 juta tahun dan merupakan hutan tropis tertua di dunia. Meskipun hanya menutupi sekitar 1% permukaan bumi, keanekaragaman hayatinya sangat menakjubkan, menampung 10% tumbuhan dunia, 16% reptil dan amfibi, 17% burung, dan 12% mamalia, termasuk orangutan yang ikonik dan terancam punah. Lebih dari 50% areal hutan di Kalimantan dialokasikan untuk hutan produksi. Faktanya, 60% kawasan hutan bernilai konservasi tinggi ada di kawasan wilayah hutan produksi yang memiliki ijin konsesi sepanjang 30 tahun.

Baca juga: Kenapa ikan perlu diidentifikasi?

Di Kalimantan, terdapat lebih dari 150 perusahaan konsesi yang memiliki hak pengelolaan area hutan produksi seluar 20 juta hektar, sekitar setengahnya masih berupa hutan. Jika dikelola secara berkelanjutan, hutan yang ditebang dapat mempertahankan 80–90% keanekaragaman hayati aslinya, termasuk habitat kritis bagi spesies yang terancam punah seperti orangutan dan macan dahan Sunda. Faktanya, hampir 30% orangutan Kalimantan hidup di dalam konsesi penebangan.

Leaf shadow
Spider web
Bentala Kalimantan Di antara rimbunnya pepohonan Hutan Lindung Kalimantan, jaring laba-laba terbentang halus, menambah pesona alami sekaligus menandakan ekosistem yang sehat dan terjaga. © Peter Larson
Tree Coordinate Masking Teknik tree coordinate masking, di mana titik koordinat pohon dipetakan dan ditandai untuk membantu analisis spasial, pemantauan hutan, serta perencanaan konservasi. © YKAN

Bentala Kalimantan merupakan inisiatif yang dibuat Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) bersama mitra untuk memperkuat kolaborasi pemegang PBPH dalam pengelolaan hutan produksi berbasis konservasi, dimulai dari bentang wilayah Alam Wehea di Kalimantan Timur.  Diharapkan lewat kolaborasi, pelaku usaha akan mendapatkan dukungan dalam pemanfaatan non kayu secara lestari menggunakan skema multi usaha kehutanan. Pendekatan kolaboratif ini menggunakan teknologi dan mekanisme pembiayaan berkelanjutan untuk mencapai target konservasi jangka panjang.

Program Bentala Kalimantan menjadi bagian dari komitmen YKAN bersama mitra dalam mendukung pencapaian target Nationally Determined Contribution (NDC) lewat program pengelolaan hutan produksi berkelanjutan yang berfokus pada konservasi, yang memberikan kontribusi pada penurunan emisi karbon sebesar 40% pada tahun 2030. Selain NDC, program ini juga diharapkan bisa berkontribusi pada Strategi dan Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati Indonesia dalam menjaga dan meningkatkan keanekaragaman hayati khususnya dari wilayah Wehea di Kalimantan Timur.