Bagian 2: Pelatihan Bersama Kelompok Perempuan Maju Jaya, Ogan Komering Ilir
Oleh Sally Kailola, Head of Creative Communication | 17 Oktober, 2025 | 3-menit membaca
Artikel ini merupakan bagian dari perjalanan penulis (Sally Kailola) dan tim Program Kelautan YKAN ke Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan mengikuti kegiatan Pelatihan kelompok Perempuan - Perjalanan Menuju Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, pada akhir September 2025.
Pagi-pagi benar, Saya mendengar langkah-langkah kaki di lantai papan rumah panggung, tempat Saya dan Ribka Harefa menginap. Kipas angin yang menemani kami tidur semalam telah berhenti, karena listrik desa juga berhenti tepat jam 6 pagi. Setelah mandi, kami disuguhi sarapan oleh Ibunya Ida. Nasi goreng dan teh panas akan membuat kami segar dan kuat untuk memulai kegiatan kami di pagi ini.
Ribka dan Ida mempersiapkan peralatan pelatihan dan juga makan siang kami yang akan kami bawa. Saya melihat ada genset dan beberapa alat membuat kue diantara peralatan yang disiapkan. Ribka mengatakan pada Saya bahwa, genset ini akan diberikan kepada kelompok Maju Jaya, karena mereka terkendala listrik saat pagi hingga sore. Oleh karena itu, mereka hanya memproduksi produk olahan yakni getas udang, pada malam hari. Kuantitas produk terbatas, jika mereka hanya dapat bekerja pada malam hari. YKAN menyediakan fasilitas genset ini untuk mempermudah usaha mereka.
Baca juga: Peta Punan Batu Raih Posisi Ketiga Favorit di Ajang Konferensi GIS
Kami bertemu dengan tiga rekan lainnya di pelabuhan Desa Pantai Harapan, dan memulai perjalanan kami menyusuri sungai ke Desa Simpang Tiga Jaya. Ida, fasilitator lokal YKAN berbisik di sela-sela angin bahwa setelah sungai, kita akan menyusuri laut untuk tiba di desa tujuan. Wah, Saya bersemangat sekali, karena ini merupakan pengalam baru menyusuri sungai sekaligus laut dalam satu kali perjalanan.
Setelah melewati laut, kami masuk kembali ke sungai yang menuju desa, dan disambut oleh barisan hutan mangrove yang lebat. Saat tiba, kami berjalan melintasi toko-toko dagangan dan rumah panggung ditepian sungai, menuju rumah salah satu anggota kelompok tempat kami akan berkegiatan bersama. Sambil menunggu genset dipasang, kami saling menyapa dan berkenalan dengan enam ibu-ibu yang telah berkumpul untuk mengikuti pelatihan ini.
Pelatihan Konservasi Mangrove & Penguatan Ketrampilan Penjangkauan Kelompok Maju Jaya.
Sekitar jam 10 pagi, kegiatan di buka secara resmi oleh Sadik. Sesi pelatihan dimulai dengan pengenalan tentang mangrove serta jenis-jenis yang ada di desa dan di OKI secara keseluruhan. Syidik yang memfasilitasi sesi ini telah menyediakan gambar 22 jenis mangrove yang ada di OKI untuk dibagikan kepada peserta pelatihan. Diskusi semakin menghangat, saat anggota kelompok mengenal jenis-jenis mangrove itu dengan bahasa lokal mereka. Sadik kemudian memperkenalkan jenis tambak udang yang ramah lingkungan, yakni silvofishery.
Silvofishery adalah sistem pertambakan yang mengintegrasikan budidaya perikanan dengan rehabilitasi dan konservasi hutan mangrove, menciptakan ekosistem berkelanjutan yang saling menguntungkan bagi lingkungan dan ekonomi masyarakat pesisir. Jenis tambak udang ini disosialisasikan ke kelompok, karena YKAN memperkenalkan mekanisme tambak ramah lingkungan melalui program SECURE (Shrimp-Carbon Aquaculture) di pesisir OKI, dan memiliki beberapa contoh tambak yang dikelola bersama masyarakat.
Setelah melewati istirahat makan siang dan sholat, kami melanjutkan pelatihan sesi kedua. Sesi yang difasilitasi Saya ini bertujuan untuk memberikan bimbingan kepada kelompok untuk menyusun cerita terkait produk olahan mereka, yang juga berkaitan dengan upaya perlindungan mangrove.
Apalagi, udang yang merupakan bahan produk mereka, berasal dari hasil tambak atau dibeli dari nelayan yang menangkapnya sekitar mangrove. Setelah teori diberikan, peserta dibagi menjadi tiga kelompok dan dibantu oleh tiga rekan YKAN lainnya untuk menyusun cerita mereka. Nugrah Hadi Sukesna, YKAN staff yang bertugas di Bengkalis, saat ini sedang membantu proses monitoring mangrove di OKI, juga turut bergabung ditugas kelompok tersebut. Anggota kelompok Maju Jaya akan menceritakan cerita mereka kemudian dibantu oleh rekan-rekan YKAN untuk dimuat pada powerpoint.
Setelah selesai menyusun cerita, masing-masing kelompok mempresentasikan cerita mereka. Penilaian dilakukan dari sisi materi dan para pembawa materi. Saya sangat senang melihat antusias semua anggota kelompok. Cerita yang disusun sangat menarik dan pembawaan materi dilakukan juga dengan baik. Saya kagum dengan komitmen mereka untuk belajar, karena ini merupakan pelatihan yang pertama terkait menyusun cerita dan ketrampilan presentasi.
Tak terasa waktu sudah sore. Hujan yang mengguyur lebat mengingatkan kami untuk segera kembali ke desa. Perjalanan menyusuri pesisir laut merupakan tantangan tersendiri. Ombak dan angin keras sepanjang perjalanan membuat Saya semakin kagum terhadap kehidupan masyarakat pesisir. Kuat dan berani menghadapi tantangan, merupakan salah satu filosofi hidup, yang Saya dapatkan dari perjalanan hari ini.