Siaran Pers

Aksi Kolaboratif Bersih Pantai di Kawasan Taman Nasional Wakatobi

WAKATOBI
Keterangan Foto Peserta aksi bersih pantai di kawasan Desa Kollo Soha, Kecamatan Tomia, Kabupaten Wakatobi, 30 Mei 2024. © La Ode Robiyanto

Kontak Media

  • Adia Puja Pradana
    Communications Specialist Ocean Program YKAN
    Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN)
    Email: adia.pradana@ykan.or.id

Dalam rangka mengurangi sampah plastik di kawasan Taman Nasional Wakatobi, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Pemerintah Daerah Kecamatan Tomia, Balai Taman Nasional Wakatobi (BTNW), UPTD Pengelolaan Sampah Pulau Tomia dan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) menggelar aksi bersih pantai di pesisir pantai Desa Kollo Soha, yakni Pantai Hondue dan Pantai Soha. Kegiatan yang juga didukung oleh UNIQLO ini diselenggarakan pada 29-30 Mei 2024.

Aksi kolaboratif ini melibatkan berbagai pihak, terutama generasi muda, seperti Karang Taruna One Mohute, pelajar dari sejumlah sekolah, serta masyarakat Desa Kollo Soha. Pemilihan Pantai Hondue dan Pantai Soha untuk dibersihkan bukan tanpa sebab. Kedua pantai tersebut memiliki potensi wisata yang sangat besar. Selain memiliki garis pantai yang indah, kedua pantai ini juga kerap menjadi destinasi wisata, terutama oleh wisatawan lokal.

Keterangan Foto Pendidikan lingkungan hidup bagi pelajar di Kecamatan Tomia, Kabupaten Wakatobi. Pendidikan lingkungan hidup ini selaras dengan kegiatan bersih pantai di Desa Kollo Soha, agar para pelajar mengerti arti menjaga lingkungan, 30 Mei 2024. © La Ode Arifudin/YKAN

“Tahun ini Desa Kollo Soha masuk ke dalam daftar 300 desa wisata terbaik yang dianugerahkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui Anugerah Desa Wisata Indonesia 2024. Maka dari itu, sangat penting bagi kita semua untuk menjaga kebersihan di lingkungan pantai di Desa Kollo Soha,” ujar Camat Kecamatan Tomia, Jamuddin.

Meski begitu, sampah kerap menjadi ancaman bagi kelestarian alam di Pantai Hondue dan Pantai Soha. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh YKAN selama September 2023 hingga Januari 2024, terdapat sekitar 11.585 Kg atau setara 87% sampah rumah tangga dan 124 Kg atau 13% sampah pesisir di kedua pantai tersebut.

“Salah satu tantangan dalam pengelolaan sampah di pulau kecil adalah terbatasnya lahan untuk penampungan sampah, serta sampah dari luar daerah yang terbawa arus dan angin. Hal ini berujung pada tekanan terhadap sumber daya alam dan ancaman bagi kesehatan habitat dan spesies di sekitar pantai tersebut,” jelas Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah III Tomia-Binongko Balai Taman Nasional Wakatobi, Iwanuddin.

Keterangan Foto Kegiatan aksi bersih sampah bersama masyarakat dan pemangku kepentingan di Desa Kollo Soha, Kecamatan Tomia, Kabupaten Wakatobi, 30 Mei 2024. © La Ode Robiyanto

Berkaca pada tantangan yang ada, maka aksi kolaboratif ini perlu digelar untuk mengurangi jumlah sampah dan meningkatkan potensi wisata di Desa Kollo Soha. “Kegiatan bersih-bersih pantai ini hanya satu dari tiga agenda besar. Dua lainnya adalah sosialisasi pemilahan sampah dari skala rumah tangga dan pendidikan lingkungan hidup bagi generasi muda. Jika pantai yang ada di Desa Kollo Soha bersih, maka dapat berdampak pada pengembangan potensi wisata dan bernilai ekonomi bagi masyarakat itu sendiri,” terang Pj. Kepala Desa Kollo Soha, Sahirun.

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, YKAN memberikan sejumlah rekomendasi untuk mengatasi tantangan keterbatasan lahan untuk pengelolaan sampah. Di antaranya adalah memberikan rekomendasi untuk mengurangi penggunaan kemasan plastik sekali pakai dengan menggunakan tumbler dan keranjang belanja yang dapat digunakan berulang. Selain itu, masyarakat pun diberikan panduan cara efisien memisahkan sampah organik dan anorganik, serta mengelola sampah organik menjadi kompos. Hal ini ditujukan untuk menekan tumpukan sampah rumah tangga dan mengatasi keterbatasan lahan.

Keterangan Foto Kegiatan aksi bersih sampah bersama masyarakat dan pemangku kepentingan di Desa Kollo Soha, Kecamatan Tomia, Kabupaten Wakatobi, 30 Mei 2024. © La Ode Robiyanto

Dari kegiatan aksi bersih pantai selama dua hari, didapatkan 297 Kg sampah anorganik/plastik. Setelah dikumpulkan dan dipilah, sampah yang bernilai ekonomi dikirimkan ke pengepul limbah plastik.

Kemitraan untuk Kelestarian Alam

Sejak 2022, Desa Kollo Soha merupakan desa yang didampingi oleh YKAN melalui pendekatan Aksi Inspiratif Warga untuk Perubahan (SIGAP) dan telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Wakatobi sebagai desa wisata yang mengandalkan potensi wisata bahari. Tiga rangkaian kegiatan besar untuk mengatasi tantangan sampah di Desa Kollo Soha telah tertuang di dalam dokumen Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2024 antara BTNW dan YKAN.

Selain pemerintah dan masyarakat setempat, BTNW, serta YKAN, aksi kolaboratif ini juga didukung oleh kemitraan dengan pihak swasta, yakni UNIQLO. Sejak 2023, UNIQLO dan YKAN berkolaborasi untuk menjawab tantangan di sejumlah daerah, termasuk di Desa Kollo Soha.

“Semoga melalui aksi yang dilakukan oleh UNIQLO bersama para mitra lainnya di Desa Kollo Soha, dapat mengurangi jumlah sampah plastik di lingkungan sekitar pantai serta menambah kepedulian bagi masyarakat dan generasi muda dalam penanganan sampah. Maka, kami sangat mendukung aksi kolaboratif semacam ini, sebab kami dapat berkontribusi bagi kelestarian dalam dan memberikan nilai bagi masyarakat,” harap Direktur Corporate Affairs PT Fasti Retailing Indonesia (UNIQLO), Irma Yunita.

Keterangan Foto Peserta aksi bersih pantai di kawasan Desa Kollo Soha, Kecamatan Tomia, Kabupaten Wakatobi, 30 Mei 2024. © La Ode Robiyanto

YKAN sangat menyambut baik kemitraan yang dijalin bersama UNIQLO dan mitra lainnya untuk memberikan dampak positif bagi kelestarian alam di Indonesia. “Untuk mengelola lingkungan secara berkelanjutan perlu dilakukan secara berkolaborasi. Oleh karena itu, YKAN berupaya untuk terus menggandeng berbagai pihak dalam melakukan perannya masing-masing demi mewujudkan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan,” pungkas Koordinator Program Wakatobi YKAN La Ode Arifudin.

Tentang YKAN

Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) adalah organisasi nirlaba berbasis ilmiah yang hadir di Indonesia sejak 2014. Memiliki misi melindungi wilayah daratan dan perairan sebagai sistem penyangga kehidupan, kami memberikan solusi inovatif demi mewujudkan keselarasan alam dan manusia melalui tata kelola sumber daya alam yang efektif, mengedepankan pendekatan nonkonfrontatif, serta membangun jaringan kemitraan dengan seluruh pihak kepentingan untuk Indonesia yang lestari. Untuk informasi lebih lanjut kunjungi ykan.or.id.