Jumlah kapal penangkap untuk setiap Wilayah Penglolaan Perikanan (WPP) adalah angka yang dinamis

Karena kapal berkurang dan bertambah di suatu wilayah tertentu sepanjang waktu, dan oleh karena itu informasi frame survei kapal perlu diperbarui secara berkala.

Hasil tangkap Ikan Tuna Sirip Kuning
Kapal Tangkap Frame survei mencatat data kapal penangkap ikan di Indonesia untuk mendukung pengelolaan perikanan berbasis data. © YKAN

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia. Namun, tekanan terhadap sumber daya perikanan terus meningkat seiring dengan tingginya aktivitas penangkapan ikan yang tidak selalu diiringi dengan pengelolaan yang berkelanjutan. Untuk menjaga keseimbangan antara pemanfaatan dan pelestarian sumber daya laut, diperlukan data yang akurat sebagai dasar pengambilan keputusan. Salah satu pendekatan penting dalam hal ini adalah pelaksanaan frame survei.

Frame survei merupakan tahap awal dalam upaya konservasi perikanan yang bertujuan untuk memetakan kondisi perikanan di suatu wilayah. Melalui survei ini, YKAN mengidentifikasi jenis perikanan yang berlangsung, jumlah dan jenis kapal yang beroperasi, jenis alat tangkap yang digunakan, lokasi pelabuhan dan pendaratan ikan serta komoditas perikanan yang menjadi target penangkapan.

YKAN juga mencatat informasi penting untuk tujuan perencanaan dan implementasi program, seperti pola perjalanan penangkapan ikan dan penggunaan alat tangkap musiman (seasonal). Selain itu, Frame survei juga dapat digunakan untuk memberikan informasi tentang demografi dari komunitas nelayan. Informasi ini menjadi kerangka dasar yang sangat penting sebelum dilakukan pendataan hasil tangkapan secara menyeluruh.

Kapal dan alat tangkap

Data kapal dan alat tangkap penting untuk mendukung pengelolaan perikanan berkelanjutan. Frame survei mencatat ukuran kapal, jenis alat tangkap, dan aktivitas nelayan untuk menghasilkan kebijakan yang lebih tepat sasaran.

Perahu dan kakap merah
Hasil tangkap nelayan
Pole Fishing
Kapal nelayan
Hasil tangkap nelayan black marlin fish

Dengan adanya data dari frame survei, proses pemantauan perikanan dapat dilakukan secara lebih terarah. Kapal-kapal yang akan dijadikan sampel untuk pengumpulan data hasil tangkapan dapat dipilih secara representatif, sehingga hasil yang diperoleh dapat mencerminkan kondisi perikanan di wilayah tersebut secara keseluruhan. Selain itu, data ini juga menjadi dasar untuk menilai seberapa besar usaha penangkapan (fishing effort) yang dilakukan, dan apakah usaha tersebut sebanding dengan ketersediaan stok ikan di laut.

Frame survei juga memiliki fungsi penting dalam memantau dinamika dan perubahan armada perikanan dari waktu ke waktu. Kapal perikanan bukanlah entitas yang statis; jumlah, ukuran, maupun teknologi yang digunakan dapat berubah mengikuti kebutuhan dan perkembangan waktu. Oleh karena itu, survei ini seharusnya dilakukan secara berkala agar data yang tersedia tetap akurat dan relevan. 

Sebagai organisasi non-pemerintah (NGO) lokal yang telah bekerja di bidang konservasi perikanan sejak tahun 2014, YKAN telah melaksanakan berbagai kegiatan frame survei di hampir seluruh Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) di Indonesia. Fokus utama kami adalah pada perikanan kakap-kerapu, tuna, serta perikanan skala kecil di wilayah pesisir. 

Data awal dikumpulkan dari organisasi pemerintah dan non-pemerintah, dan kemudian divalidasi melalui pengamatan langsung terhadap aktivitas pendaratan ikan, fotografi, dan wawancara dengan awak kapal, pedagang, dan pemilik kapal. Kapal yang diverifikasi mewakili setidaknya 5% dari total data, yang mencakup berbagai ukuran dan kategori alat tangkap. 

Pada akhir 2019, sebagian besar (lebih dari 80%) dari garis pantai Indonesia telah disurvei dan mayoritas dari kapal penangkap telah tercatat. Jumlah kapal penangkap untuk setiap WPP adalah angka yang dinamis, karena kapal berkurang dan bertambah di suatu wilayah tertentu sepanjang waktu, dan oleh karena itu informasi survei kapal perlu diperbarui secara berkala. 

Download