Pengelolaan perikanan berbasis masyarakat (TURF-Reserve)
Memberdayakan nelayan dengan hak dan suara kolektif dalam pengelolaan sumber daya laut secara berkelanjutan dan jangka panjang.
Kakap dan kerapu merupakan dua jenis ikan bernilai tinggi di ekosistem laut tropis. Di Indonesia, perikanan demersal dalam untuk spesies ini menghasilkan hampir 120.000 ton per tahun pada 2019 dan 2020, dengan nilai pasar global yang mendekati USD 1,3 miliar.
Menariknya, sebagian besar tangkapan ini berasal dari perikanan skala kecil—kapal berukuran kurang dari 10 meter—yang menyumbang lebih dari setengah total tangkapan nasional. Sayangnya, sekitar 64% dari total hasil tangkapan ini berasal dari kapal yang belum berizin resmi, sehingga sulit dikendalikan dalam sistem pengelolaan yang ada.
Minimnya Regulasi Perikanan Skala Kecil Memicu:
Contohnya, kerapu sebagai predator utama di terumbu karang mengalami penurunan tajam karena tingginya permintaan pasar ikan hidup. Ikan kakatua, yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dengan memakan alga, juga kini terancam karena tekanan penangkapan yang meningkat. Bersamaan dengan dampak perubahan iklim, kondisi ini menurunkan ketahanan dan keanekaragaman hayati terumbu karang kita.

Untuk mengatasi berbagai tantangan dalam pengelolaan perikanan, penerapan sistem TURF-Reserve (Territorial Use Rights for Fisheries) menjadi salah satu solusi yang direkomendasikan. Pendekatan ini menetapkan zona penangkapan ikan yang terkelola, termasuk area larangan tangkap dan akses terbatas, yang dirancang khusus untuk perikanan skala kecil—terutama yang belum tercakup dalam sistem perizinan formal.
Saat ini, hanya sekitar sepertiga dari total hasil tangkapan berasal dari kapal-kapal besar yang memiliki izin. Hal ini menunjukkan bahwa regulasi yang hanya berbasis pada sistem perizinan tradisional belum cukup efektif dalam memastikan keberlanjutan sumber daya laut.
TURF-Reserve memberikan kesempatan kepada nelayan lokal untuk turut berperan aktif dalam pengelolaan sumber daya perikanan secara berkelanjutan. Dengan memiliki hak kelola atas wilayah tertentu, nelayan terdorong untuk menjaga kelestarian sumber daya yang menjadi tumpuan mata pencaharian mereka.
Namun, agar pendekatan ini berhasil dalam jangka panjang, diperlukan peningkatan dalam berbagai aspek, seperti penegakan aturan, pemberian insentif ekonomi, penyesuaian kebijakan di tingkat lokal, desain kawasan konservasi yang tepat, serta keterlibatan aktif para nelayan dalam proses pengambilan keputusan.
Dengan komitmen bersama dan kebijakan yang adaptif, TURF-Reserve berpotensi besar dalam menjaga keberlanjutan perikanan demersal dalam Indonesia yang sangat bernilai.
Download
Pembentukan Kawasan Konservasi Laut (KKL) baru di sekitar pulau-pulau Teon, Nila, dan Serua untuk melindungi keanekaragaman hayati laut.
Unduh