Kontak Media
-
Nugroho Arif Prabowo
Yayasan Konservasi Alam Nusantara
Email: nprabowo@ykan.or.id
Inisiatif Indonesia dalam transformasi digital sektor perikanan mendapat sorotan di ajang The Sustainable Seafood Summit 2025 yang digelar di Osaka pada 1-2 Oktober 2025. Dalam forum tersebut, Glaudy Perdanahardja, Manajer Senior Perikanan Berkelanjutan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), memaparkan gagasan bertajuk “Achieving Our 2030 Goal in Asia: A New Meta-Coalition Initiative” yang menekankan pentingnya kolaborasi berbasis data dan sains untuk membangun sistem perikanan yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan di kawasan Asia.
Glaudy menyampaikan bahwa Asia memegang peranan penting dalam masa depan perikanan dunia. Namun, tantangan besar masih dihadapi, mulai dari kurangnya transparansi, keterbatasan data, hingga praktik penangkapan yang belum seluruhnya berkelanjutan. Ia menekankan bahwa di tengah tantangan tersebut, kawasan ini memiliki modal besar berupa inovasi dan semangat kolaborasi lintas sektor untuk berubah.
Paparan tersebut menyoroti kiprah YKAN dalam mendukung Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui penerapan sistem digital seperti E-Logbook Versi 3 dan teknologi kecerdasan buatan FishFace, dua terobosan yang kini menjadi model penerapan Artificial Intelligence (AI) dalam pengelolaan sumber daya ikan di Asia.
Selama lebih dari satu dekade, YKAN telah mengembangkan Crew Operated Data Recording System (CODRS) bersama para nelayan di berbagai wilayah Indonesia. Sistem ini memberdayakan lebih dari seribu nelayan untuk mencatat hasil tangkapan mereka secara digital dan telah menghasilkan lebih dari tujuh juta catatan data yang kini digunakan pemerintah dalam penilaian stok ikan nasional.
CODRS menjadi tonggak penting bagi pendekatan ilmiah yang berbasis komunitas, namun YKAN menilai bahwa akurasi data tetap perlu ditingkatkan. Kompleksitas identifikasi spesies di Indonesia menjadi tantangan tersendiri. Kesalahan identifikasi atau pelabelan sering kali memengaruhi akurasi data dan kebijakan kuota tangkap.
Untuk menjawab tantangan tersebut, YKAN mengembangkan Fish Facial Identification Technology (FishFace), sebuah inovasi pengenalan ikan berbasis kecerdasan buatan. Teknologi ini dikembangkan sejak 2017 dan telah melalui empat generasi pengembangan. FishFace mampu mengenali lebih dari 10 spesies ikan bernilai ekonomi tinggi seperti tuna dan kakap, menghasilkan data stok ikan dan lokasi penangkapan secara real-time, serta mengurangi kesalahan identifikasi yang kerap terjadi dalam proses pencatatan manual. Inovasi ini dirancang untuk membantu pemerintah dan nelayan memahami ketersediaan stok ikan, sekaligus merancang strategi pengelolaan yang lebih tepat dan berkelanjutan.
Teknologi FishFace kini telah terintegrasi dengan E-Logbook V3, sistem pencatatan digital resmi KKP yang diluncurkan pada 6 Oktober 2025. E-Logbook V3 memungkinkan pencatatan kegiatan penangkapan ikan secara digital, dengan perekaman posisi kapal otomatis, identifikasi spesies melalui foto, dan pencatatan lokasi rumpon secara akurat.
Dari Indonesia untuk Dunia
Integrasi antara FishFace dan E-Logbook menciptakan sistem pendataan nasional yang adaptif, efisien, transparan, serta memperkuat pelaksanaan program Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota, salah satu pilar utama transformasi ekonomi biru Indonesia.
Direktur Pengelolaan Sumber Daya Ikan KKP, Syahril Abd Raup, dalam kesempatan terpisah menyampaikan bahwa penerapan sistem digital seperti E-Logbook dan FishFace bukan hanya inovasi teknologi, melainkan langkah strategis menuju tata kelola perikanan yang efisien dan bertanggung jawab.
“Digitalisasi sektor perikanan menjadi fondasi penting untuk menjaga keseimbangan antara produktivitas ekonomi dan kelestarian sumber daya laut. Kolaborasi KKP dengan YKAN dalam mengembangkan sistem digital ini adalah contoh nyata bagaimana teknologi dapat memperkuat tata kelola dan memastikan keberlanjutan sektor perikanan kita,” ujarnya.
Bagi nelayan, teknologi ini menghadirkan kemudahan dan kepastian dalam pelaporan hasil tangkapan. Bagi pemerintah, sistem ini memberikan dasar kebijakan yang berbasis sains dan bukti lapangan yang kuat. Namun, transformasi digital tidak berhenti pada inovasi perangkat lunak semata. Masih banyak kapal kecil yang beroperasi di luar jangkauan pengawasan.
Untuk menjawab hal tersebut, KKP dan YKAN tengah menjajaki penerapan Electronic Monitoring (EM), sistem kamera dan sensor di atas kapal yang dapat merekam aktivitas penangkapan secara otomatis. Teknologi ini diharapkan memperkuat transparansi di tingkat operasional, membantu pemantauan tangkapan sampingan seperti hiu, penyu, dan mamalia laut, serta memperkuat posisi Indonesia dalam inisiatif global seperti Tuna Transparency Pledge.
Ke depan, YKAN dan KKP menilai bahwa efektivitas pemanfaatan teknologi digital ini perlu diikuti dengan penguatan kapasitas nelayan dan e-numerator, penyediaan infrastruktur data di pelabuhan dan desa pesisir, harmonisasi regulasi antar wilayah, serta pemberian insentif bagi produk perikanan yang telah terverifikasi dan terlacak legalitasnya. Langkah-langkah tersebut akan memastikan kemajuan teknologi benar-benar memberi manfaat bagi ekosistem laut dan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Dengan dukungan sains, kolaborasi, dan inovasi yang inklusif, Indonesia menunjukkan bahwa masa depan perikanan bukan hanya tentang kecerdasan buatan, tetapi tentang kecerdasan kolektif untuk menjaga laut bersama. Melalui langkah-langkah ini, Indonesia tidak hanya memperkuat posisi sebagai pemimpin ekonomi biru di kawasan Asia, tetapi juga mengukuhkan peran pentingnya dalam mewujudkan tata kelola laut yang berkelanjutan bagi dunia.
Tentang YKAN
Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) adalah organisasi nirlaba berbasis ilmiah yang hadir di Indonesia sejak 2014. Memiliki misi melindungi wilayah daratan dan perairan sebagai sistem penyangga kehidupan, kami memberikan solusi inovatif demi mewujudkan keselarasan alam dan manusia melalui tata kelola sumber daya alam yang efektif, mengedepankan pendekatan nonkonfrontatif, serta membangun jaringan kemitraan dengan seluruh pihak kepentingan untuk Indonesia yang lestari. Untuk informasi lebih lanjut kunjungi ykan.or.id.