pengeringan rumput laut
Keterangan Foto Penggunaan para-para untuk menjemur rumput laut dimaksudkan agar rumput laut berkualitas lebih baik dan terhindar dari kotoran. © Adia Puja/YKAN

Perspektif

Penjualan Perdana Rumput Laut Berkelanjutan oleh Kios Konservasi Rote

Oleh Adia Puja Pradana, Communications Specialist Ocean Program YKAN | 12 Desember, 2025 | 3-minute membaca

Adia Puja
Adia Puja Pradana Communications Specialist Ocean Program YKAN

Selengkapnya

Upaya memperkuat ekonomi pesisir melalui praktik budi daya rumput laut yang berkelanjutan kembali menunjukkan hasil positif di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kios Konservasi Rote, lembaga ekonomi yang dibentuk oleh Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), berhasil melakukan penjualan perdana rumput laut berkelanjutan kepada mitra pembeli, yaitu PT Bitang Raja Indonesia di Kupang, NTT.

Baca juga: Pendekatan Inklusif Gender dalam Restorasi Mangrove: Membangun Keseimbangan Ekosistem dan Kesejahteraan Komunitas

Keterangan Foto Pembudidaya di Desa Tasilo, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur menunjukkan bibit rumput laut. © Adia Puja/YKAN

Dalam transaksi perdana ini, kelompok pembudidaya dari Desa Oelolot dan Desa Mbueain berhasil memasarkan sekitar 12 ton rumput laut kering melalui Kios Konservasi Rote. Sebagian rumput laut yang dipasarkan ke PT Bitang Raja Indonesia sudah menerapkan praktik budi daya ramah lingkungan, melalui proses pengumpulan, penyortiran, hingga pengepakan yang memastikan kualitas produk tetap terjaga.

Kebersihan rumput laut serta kadar air yang memenuhi standar menjadi alasan PT Bitang Raja Indonesia menyerap produk dalam jumlah besar dan membuka potensi kemitraan jangka panjang sebagai off-taker. Untuk pembudidaya yang belum mempraktikkan prinsip ramah lingkungan, akan dikenalkan dan diajak mempraktikkan budi daya ramah lingkungan, dan menunjukkan bahwa off-taker lebih memilih produk yang dihasilkan dari praktik yang ramah lingkungan.

pengeringan seaweed
seaweed cultivation kios konservasi
Keterangan Foto Penggunaan para-para untuk menjemur rumput laut dimaksudkan agar rumput laut berkualitas lebih baik dan terhindar dari kotoran. © Adia Puja/YKAN

Keberhasilan tersebut menunjukkan meningkatnya kepercayaan pasar terhadap produk hasil budi daya yang bertanggung jawab. Rumput laut berkelanjutan berbeda dengan produk konvensional karena menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan, seperti:

  • Tidak merusak ekosistem pesisir serta menjaga jarak tanam yang sesuai.
  • Mengelola sampah plastik dari tali dan pelampung yang tidak terpakai lagi dengan menyediakan tempat sampah khusus.
  • Mengelola alat produksi secara tertib dan aman bagi habitat biota laut.
  • Memastikan panen dilakukan pada umur rumput laut yang tepat untuk menjaga kualitas dan regenerasi.

Praktik ini menjamin keberlanjutan stok rumput laut sekaligus menjaga kesehatan laut yang menjadi penopang utama kehidupan masyarakat pesisir.

Sejak hadir pada 2019, Kios Konservasi berperan di dalam diseminasi praktik budi daya rumput laut berkelanjutan. Meski sempat vakum akibat pandemi, pada 2024 aktivitas Kios Konservasi kembali meningkat melalui pendampingan intensif dan pelatihan kepada pembudidaya mengenai praktik budi daya ramah lingkungan. Untuk mendukung keberlanjutan program, YKAN memberikan serangkaian pelatihan dan pendampingan ke Perkumpulan Pelita Kasih terkait manajemen organisasi dan manajemen usaha. Selain itu YKAN juga menghubungkan mereka ke rantai suplai untuk mendorong pemasaran produk rumput laut berkelanjutan. Kios Konservasi kini dikelola oleh Perkumpulan Pelita Kasih dan dinamai "Kios Konservasi Rote", agar penguatan ekonomi komunitas dapat berjalan secara mandiri.

Pendampingan saat ini dilakukan melalui kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Pemerintah Kabupaten Rote Ndao, Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang, serta didukung antara lain oleh the Global Fund for Coral Reefs (GFCR Koralestari) dan Yayasan Tahija. Ke depan kolaborasi antara YKAN dan para mitra akan terus diperkuat, guna mendukung pembudidaya menerapkan praktik budi daya rumput laut berkelanjutan agar manfaat ekonomi dan konservasi berjalan seiring.

Keterangan Foto Penjualan perdana Kios Konservasi Rote mencapai 12 ton rumput laut, yang kini tengah dimuat untuk dikirim kepada PT Bitang Raja Indonesia di Kupang, NTT. © YKAN

Langkah kolaboratif ini menegaskan bahwa pemanfaatan sumber daya laut secara bijak bukan hanya menjaga lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi yang lebih adil bagi masyarakat pesisir.

Melalui keberhasilan transaksi perdana ini, Kios Konservasi Rote mengambil langkah maju dalam membangun sistem pemasaran yang mendukung kesejahteraan pembudidaya sekaligus menjaga laut sebagai sumber kehidupan.

Adia Puja

Communications Specialist Ocean Program YKAN

Tentang Adia Puja Pradana