Mangrove  Pesisir OKI

Perspektif

YKAN Manfaatkan Kurikulum Merdeka sebagai Sarana Edukasi Ekosistem Mangrove untuk Murid SD di OKI

Kurikulum Merdeka yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada Februari 2022 menimbulkan banyak pro-kontra. Kurikulum Merdeka memberi kesempatan para murid untuk belajar tentang hal-hal yang dekat dengan kesehariannya (muatan lokal), seperti lingkungan alam di sekitarnya melalui pembelajaran lintas disiplin ilmu, yang tidak terakomodasi oleh mata pelajaran nasional.

Bagi organisasi konservasi alam seperti Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), hal ini adalah kesempatan emas untuk mengedukasi murid-murid sekolah terkait kondisi lingkungan dan alam di sekitar mereka, sekaligus cara untuk melestarikan atau memperbaikinya. Kesempatan emas ini diupayakan oleh YKAN melalui Program Mangrove Ecosystem Restoration Alliance (MERA) di salah satu lokasi kerjanya, yaitu kawasan pesisir Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatra Selatan.

Baca juga: Urgensi Menjaga Lahan Basah untuk Kehidupan yang Lestari

Pemukiman, petak tambak, dan hutan mangrove. Inilah salah satu potret lingkungan hidup masyarakat pesisir Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) di Desa Sungai Lumpur, Kecamatan Cengal, Provinsi Sumatera Selatan.
Keterangan Foto Pemukiman, petak tambak, dan hutan mangrove. Inilah salah satu potret lingkungan hidup masyarakat pesisir Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) di Desa Sungai Lumpur, Kecamatan Cengal, Provinsi Sumatera Selatan. © Dhika Rino Pratama/YKAN
Sejauh mata memandang adalah tambak. 70% tambak yang ada di pesisir OKI berada di kawasan Hutan Lindung. Alih-fungsi hutan mangrove menjadi tambak adalah salah satu persoalan lingkungan yang ada di pesisir OKI.
Keterangan Foto Sejauh mata memandang adalah tambak. 70% tambak yang ada di pesisir OKI berada di kawasan Hutan Lindung. Alih-fungsi hutan mangrove menjadi tambak adalah salah satu persoalan lingkungan yang ada di pesisir OKI. © Dhika Rino Pratama/YKAN

Mangrove untuk Kehidupan

Pesisir OKI memiliki kawasan ekosistem mangrove seluas 40.014,44 hektare.

Donasi

Pesisir OKI memiliki kawasan ekosistem mangrove seluas 40.014,44 hektare, yang memberi berbagai manfaat lingkungan terhadap masyarakat di sekitarnya. Akan tetapi, kawasan mangrove di pesisir OKI, terutama yang berada di hutan lindung, semakin terdegradasi setiap tahunnya akibat alih fungsi kawasan mangrove menjadi tambak. Saat ini, sekitar 70% tambak masyarakat di pesisir OKI berada di dalam hutan lindung

Salah satu strategi yang dilakukan oleh MERA dalam program ini adalah kegiatan penyadartahuan melalui kurikulum sekolah. Bekerja sama dengan Dinas Pendidikan OKI, Badan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Sumatra Selatan, dan Balai Guru Penggerak (BGP) Sumatra Selatan, MERA memfasilitasi penyusunan modul serta konten edukasi terkait ekosistem mangrove yang dapat digunakan guru-guru di pesisir OKI.

Kondisi geografis di pesisir OKI dilalui oleh sungai besar maupun kanal sungai yang bercabang. Jarang ada jalan setapak maupun jembatan yang menghubungkan satu dusun dengan dusun lainnya. Oleh karena itu, transportasi yang paling sering digunakan adalah perahu atau pun speedboat, sambil menyusuri hutan mangrove.
Keterangan Foto Kondisi geografis di pesisir OKI dilalui oleh sungai besar maupun kanal sungai yang bercabang. Jarang ada jalan setapak maupun jembatan yang menghubungkan satu dusun dengan dusun lainnya. Oleh karena itu, transportasi yang paling sering digunakan adalah perahu atau pun speedboat, sambil menyusuri hutan mangrove. © A Yoseph Wihartono/YKAN

Langkah tersebut ditempuh melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang tersedia dalam Kurikulum Merdeka. Kegiatan pembelajaran yang tertuang dalam P5 akan membantu para murid untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya. Harapannya, pendidikan lingkungan dapat mendorong para murid di kemudian hari untuk turut aktif melestarikan lingkungan tempat tinggalnya, atau minimal tidak terlibat dalam aktivitas yang merusak lingkungan rumahnya.

Sejak November 2022, Dinas Pendidikan OKI telah membentuk "Tim Penyusun Modul P5 tentang Ekosistem Mangrove" yang beranggotakan 13 guru sekolah dasar di Kabupaten OKI. Pada akhir Maret 2023, Tim Penyusun telah berhasil menyelesaikan Modul P5. Modul ini nantinya akan diujicobakan oleh sejumlah sekolah di pesisir OKI pada tahun ajaran baru di Juli 2023.

Tarmudik, Kepala Bidang Sekolah Dasar Dinas Pendidikan OKI, mengungkapkan bahwa penyusunan dan implementasi modul P5 Kurikulum Merdeka di Kabupaten OKI untuk tingkat sekolah dasar masih relatif jarang. Oleh karena itu, kegiatan ini dapat dikatakan sebagai inisiatif yang mendukung penerapan Modul P5 dan Kurikulum Merdeka di Kabupaten OKI.

Diskusi Tim Penyusun Modul P5 merumuskan dua tema terkait ekosistem mangrove, yaitu gaya hidup berkelanjutan dan kewirausahaan (22/11/22).
Keterangan Foto Diskusi Tim Penyusun Modul P5 merumuskan dua tema terkait ekosistem mangrove, yaitu gaya hidup berkelanjutan dan kewirausahaan (22/11/22). © A Yoseph Wihartono/YKAN
Pembekalan oleh Widyaiswara Badan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Sumatera Selatan, Ullya, kepada Tim Penyusun Modul P5 tentang ekosistem mangrove di pesisir OKI (22/2/23).
Keterangan Foto Pembekalan oleh Widyaiswara Badan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Sumatera Selatan, Ullya, kepada Tim Penyusun Modul P5 tentang ekosistem mangrove di pesisir OKI (22/2/23). © A Yoseph Wihartono/YKAN

Inisiatif MERA ini pun mendatangkan manfaat bagi para guru yang sudah dan akan terlibat dalam kegiatan ini. Kurikulum Merdeka akan diimplementasikan secara nasional pada 2024 dengan nama Kurikulum Nasional, akan tetapi belum semua guru mendapat pembekalan terkait kurikulum ini. Oleh karena itu, proses pelatihan dan pendampingan yang difasilitasi MERA ini dapat membantu para guru yang terlibat untuk mengimplementasikannya dalam kurikulum nasional pada 2024, sekaligus menjadi mentor bagi para guru lain yang belum pernah mendapat pendampingan Kurikulum Merdeka.

“Terima kasih kepada Program MERA yang mendukung dalam meningkatkan kesadaran siswa di Kabupaten Ogan Komering Ilir tentang pelestarian ekosistem mangrove melalui pengembangan bahan ajar dengan Kurikulum Mandiri. Ini akan membantu siswa memahami pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan,” ujar Ullya, Widyaprada BPMP Sumatera Selatan.

Alam Membutuhkan Kamu!

Bantu kami menggaungkan pesan bahwa kita semua harus bertindak sekarang.

Donasi