Pembangunan Perkebunan Berkelanjutan di Kalimantan Timur (BMUV-IKI)
Transformasi ekonomi yang digagas Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur sejak 2010 melalui Kaltim Hijau, terus bergulir dan diwujudkan dalam setiap strategi pembangunan. Kalimantan Timur berusaha mengganti sumber ekonomi dari industri esktraktif menuju industri yang terbarukan, salah satunya melalui sektor perkebunan. Sektor perkebunan, khususnya kelapa sawit telah menyumbang besar dalam perekonomian Kalimantan Timur.
- Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari sektor perkebunan sebesar 4,97 persen (Rp16,95 triliyun) dari total PDRB Kaltim
- Luasan Izin Usaha Perkebunan di Kaltim 2,75 juta hektare
- Luas perkebunan kelapa sawit aktif 1,3 juta hektare
(Badan Pusat Statistik (BPS), 2021)
Oleh karena itu, Pemerintah provinsi menyadari perlunya kebijakan yang menyelaraskan antara perkebunan dengan pembangunan hijau. Sebuah skema yang dikenal sebagai perkebunan berkelanjutan. Kebijakan tersebut didukung Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) melalui program perkebunan kelapa sawit rendah emisi yang mendapatkan pendanaan International Climate Initiative dari Kementerian Federal untuk Lingkungan Hidup, Konservasi Alam dan Perlindungan Konsumen (BMUV-IKI) . Upaya ini dimulai dari 2015 dengan lokasi kerja di Kalimantan Timur dan Kabupaten Berau. Bersama dengan para pemangku kepentingan, program ini dijalankan untuk mencapai empat keluaran.
- Pertama: penguatan tata kelola, tata guna lahan dan kapasitas pemerintah untuk melakukan perencanaan dan pengawasan.
- Kedua: analisa sosio-ekonomi dan lingkungan yang mendukung pembuatan kebijakan pengelolaan perkebunan sawit berkelanjutan.
- Ketiga: penguatan kapasitas masyarakat dalam menata lahan dan mengelola konflik sehingga memperoleh manfaat dari perkebunan sawit.
- Keempat: pembentukan forum multipihak sebagai ruang dialog untuk mendorong penyelesaian isu-isu perkebunan sawit.
Area Kami Bekerja
Kabupaten Berau dan Provinsi Kalimantan Timur
Narahubung
-
Jevelina Punuh
Project Manager
Perkebunan Berkelanjutan
Email: jevelina.punuh@ykan.or.id
Mitigasi and Kompensasi
Penerapan prosedur mitigasi dan kompensasi di perkebunan kelapa sawit bertujuan untuk mendorong pelestarian keanekaragaman hayati, jasa lingkungan, serta nilai-nilai sosial dan budaya. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mencegah atau menanggulangi dampak negatif yang diperkirakan akan terjadi atau telah terjadi akibat suatu rencana kegiatan dan usaha. Pada aspek mitigasi, YKAN mengintegrasikan perencanaan pembangunan hijau dengan rencana pembangunan melalui pendekatan Development by Design (DbD) dan mengembangkan pilot skenario mitigasi di perusahaan (bekerja sama dengan Grup Tsani Hutani Abadi).
Adapun kompensasi adalah segala bentuk imbalan atau jasa yang diberikan kepada lingkungan atau masyarakat yang terdampak. Skema kompensasi merujuk pada kriteria 7.3 dari Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO). Pada kriteria tersebut, mensyaratkan penanaman baru sejak November 2005 tidak menggantikan kawasan hutan primer atau kawasan lain yang dibutuhkan untuk memelihara atau meningkatkan satu atau lebih (Bernilai Keanekaragaman Hayati). Berdasarkan aturan itu, YKAN mendukung pembuatan katalog kompensasi untuk subtopik Perhutanan Sosial (PS), Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) dan Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) yang dikembangkan bersama instrumen Compensation Support Facility yang membantu menganalisis “liability” dari suatu perusahaan dengan pendekatan DbD dan berbasis data spasial.
Kampung SIGAP di Sektor Perkebunan Kelapa Sawit
YKAN mengimplementasikan pendekatan Aksi Inspiratif Warga untuk Perubahan (SIGAP) dalam pendampingan masyarakat di sekitar perkebunan sawit di Kabupaten Berau. Terdapat lima kampung terpilih yang menjadi tempat implementasi SIGAP di sektor perkebunan sawit selama lima tahun (2017-2022). YKAN bersama mitra Yayasan Peningkatan dan Pengembangan Sumber Daya Umat mendamping Kampung Long Ayan, Kampung Gunung Sari, Kampung Biatan Bapinang, Kampung Biatan Lempake, dan Kampung Karangan.
Setelah program berjalan, kini setiap kampung memiliki area dengan nilai konservasi tinggi (ANKT). Warga bersama fasilitator lokal berhasil menghasilkan peta tiga dimensi dan peta Rencana Tata Guna Lahan (RTGL). Selanjutnya, setiap kampung yang sudah memiliki perencanaan pembangunan dengan data pendukung peta tersebut, kemudian mendapatkan Insentif Berbasis Kinerja (IBK). Penggunaan insentif ini disepakati untuk dua sektor, yaitu pengelolaan konservasi dan pemberdayaan ekonomi.
Forum Multipihak
Forum Komunikasi Perkebunan Berkelanjutan (FKPB) merupakan salah satu amanat dari Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pembangunan Perkebunan Berkelanjutan. Peraturan Daerah menyokong hadirnya satu forum komunikasi di tingkat provinsi dan kota/kabupaten. Di Bumi Etam, kelahiran FKPB mendapat dukungan penuh dari Dewan Daerah Perubahan Iklim (DDPI). Hingga 2022, sudah terdapat dua forum yang berada di Provinsi Kalimantan Timur dan Kabupaten Berau. Kedua Forum telah mendukung pengembangan perkebunan berkelanjutan dengan berperan dalam lahirnya sejumlah regulasi daerah, penyelenggaraan webinar, dan sosialisasi penetapan ANKT di Kalimantan Timur.
Digitalisasi data dan informasi perkebunan
Salah satunya upaya percepatan perkebunan berkelanjutan adalah pengembangan sistem data dan informasi. RAN (Rencana Aksi Nasional) Perkebunan Sawit Berkelanjutan pun mengamanatkan untuk menguatkan data dasar perkebunan. Penguatan sistem data dan informasi ini bermanfaat dalam menyelesaikan status usaha lahan yang terindikasi dalam kawasan penting, seperti hutan dan ekosistem gambut. Kegunaan lainnya adalah untuk penanganan sengketa lahan perkebunan di kawasan area penggunaan lain (APL).
YKAN bersama Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, dan Pemerintah Kabupaten Berau mengembangkan sejumlah instrumen untuk digitalisasi data dan informasi perkebunan. Instrumen pertama, menggunakan basis data spasial adalah WebGIS Perkebunan yang ada di tingkat provinsi dan Kabupaten Berau. Instrumen selanjutnya yang dibuat adalah SIP-Kebun, yaitu Sistem Informasi dan Pelaporan dari perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit yang dikirimkan secara daring (online). Terakhir, di Kabupaten Berau, YKAN mendukung pembuatan aplikasi pratinjau perizinan untuk investor yang berminat berusaha di sektor berbasis lahan. Aplikasi ini akan membantu para aparatur di tingkat kabupaten untuk mempermudah dan mempendek prosedur birokrasi pemberian izin kepada para calon investor.